Libido atau gairah seksual merupakan suatu paduan kompleks anatra faktor-faktor fisik, emosional, dan psikologis. Faktor fisik menyangkut peran berbagai hormon dalam tubuh. Hormon seksual pria disebut androgen, dan didominasi oleh hormon testosteron. Pada wanita, hormon seksual yang utama adalah estrogen dan progesteron, serta sedikit hormon androgen.
Namun banyak faktor yang mengganggu produksi hormon-hormon tersebut, pada wanita maupun pria. Misalnya penyakit, efek obat dan pengobatan, kelelahan, penuaan, rasa marah, kecewa (emosional), stres, kejenuhan, serta kecemasan. Akibatnya, hasrat seksual pun menurun, bahkan secara ekstrem.
Tak jarang, kecemasan bisa timbul akibat kebiasaan membanding-bandingkan. Teman Anda yang usia perkawinannya sama dengan Anda, masih rutin bercinta dengan suaminya satu-dua kali seminggu. Tapi Anda paling banter hanya sekali sebulan. Anda pun jadi bertanya-tanya, yang normal berapa kali?
Yang pasti, tak ada takaran tertentu yang dianggap normal maupun tak normal. Sejauh Anda dan suami merasa nyaman-nyaman saja dengan jadwal bercinta dan merasa tak ada yang mengganggu keharmonisan hubungan emosional Anda berdua, tak perlu khawatir. Seminggu sekali, sebulan sekali, bahkan setahun sekali pun, tak masalah. Barulah menjadi masalah bila salah satu dari Anda merasa tak puas dengan kondisi tersebut.
Bangkitkan romantisme
Untuk membangkitkan gairah, sebaiknya hangatkan kembali romantisme. Dalam hal ini, mau tak mau niat dan usaha harus datang dari kedua belah pihak. Tak perlu muluk-muluk, cukup dengan melakukan hal-hal kecil, misalnya:
1. Buatlah daftar berisi keinginan-keinginan Anda berdua (tentunya yang positif) yang selama ini tak terkomunikasikan. Percayalah, begitu Anda memulai, Anda akan merasakan kembalinya aliran rasa cinta yang manis di antara Anda berdua. Selanjutnya gairah pun akan menyusul.
2. Tunjukkan body language yang menyiratkan rasa cinta Anda pada suami, seperti mengelus rambutnya, bersandar di tubuhnya saat duduk berdua, mencium pipi atau matanya, dan sebagainya.
3. Bila Anda punya kebiasaan mencela kebiasaan-kebiasaan buruk suami di depan orang lain, hentikan mulai sekarang juga.
Namun banyak faktor yang mengganggu produksi hormon-hormon tersebut, pada wanita maupun pria. Misalnya penyakit, efek obat dan pengobatan, kelelahan, penuaan, rasa marah, kecewa (emosional), stres, kejenuhan, serta kecemasan. Akibatnya, hasrat seksual pun menurun, bahkan secara ekstrem.
Tak jarang, kecemasan bisa timbul akibat kebiasaan membanding-bandingkan. Teman Anda yang usia perkawinannya sama dengan Anda, masih rutin bercinta dengan suaminya satu-dua kali seminggu. Tapi Anda paling banter hanya sekali sebulan. Anda pun jadi bertanya-tanya, yang normal berapa kali?
Yang pasti, tak ada takaran tertentu yang dianggap normal maupun tak normal. Sejauh Anda dan suami merasa nyaman-nyaman saja dengan jadwal bercinta dan merasa tak ada yang mengganggu keharmonisan hubungan emosional Anda berdua, tak perlu khawatir. Seminggu sekali, sebulan sekali, bahkan setahun sekali pun, tak masalah. Barulah menjadi masalah bila salah satu dari Anda merasa tak puas dengan kondisi tersebut.
Bangkitkan romantisme
Untuk membangkitkan gairah, sebaiknya hangatkan kembali romantisme. Dalam hal ini, mau tak mau niat dan usaha harus datang dari kedua belah pihak. Tak perlu muluk-muluk, cukup dengan melakukan hal-hal kecil, misalnya:
1. Buatlah daftar berisi keinginan-keinginan Anda berdua (tentunya yang positif) yang selama ini tak terkomunikasikan. Percayalah, begitu Anda memulai, Anda akan merasakan kembalinya aliran rasa cinta yang manis di antara Anda berdua. Selanjutnya gairah pun akan menyusul.
2. Tunjukkan body language yang menyiratkan rasa cinta Anda pada suami, seperti mengelus rambutnya, bersandar di tubuhnya saat duduk berdua, mencium pipi atau matanya, dan sebagainya.
3. Bila Anda punya kebiasaan mencela kebiasaan-kebiasaan buruk suami di depan orang lain, hentikan mulai sekarang juga.