
"Banyak orang menafsirkan passion secara kebablasan," kata Rene Suhardono, career coach yang getol menggemakan istilah 'passion' dalam karier. Mereka terlalu mendewakan passion sehingga menganggap hal lain tidak penting. Apa pun dihalalkan atas nama passion, termasuk sering pulang pagi karena lembur di kantor, sehingga tidak punya waktu untuk keluarga, bahkan rela mengorbankan perkawinan demi memuaskan passion.
Passion sejatinya menjadi daya dorong atau energi untuk mencipta. Menurut hasil survei yang dilakukan Rene, passion sangat berpengaruh terhadap kinerja (performance). Jika seseorang bekerja dengan didasari passion, kinerjanya akan bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya. Di saat kita sudah terlalu lelah, jenuh, dan tidak nikmat lagi bekerja, maka otomatis kinerja pun akan menurun, sampai akhirnya tidak mampu berkarya lagi. Tanpa karya atau kreasi, kata Rene, passion is nothing. Sia-sia. Hanya mengejar impian kosong.
Berikut saran dari Kristi Hedges, leadership coach dan penulis buku Power of Presence: Unlock Your Potential to Influence and Engage Others, agar kita dapat menjalankan passion dengan selaras:
1. Rehat sejenak dari rutinitas
Luangkan waktu untuk berhenti sejenak dari rutinitas pekerjaan. Misalnya, di saat istirahat makan siang, Anda bisa kabur sebentar ke gym untuk latihan.
2. Jangan membawa pekerjaan ke rumah
Selesaikan semua urusan pekerjaan di kantor. Rumah adalah waktu Anda untuk keluarga, diri sendiri, dan beristirahat.
3. Ubah pola pikiran saat bekerja
Mungkin selama ini Anda selalu berpikir,"Saya harus menyelesaikan tugas ini sekarang juga." Kata "harus" bisa memicu stres. Sebaiknya ubahlah dengan kata,"Saya ingin" atau "Saya berharap tugas ini selesai hari ini."
4. Lakukan hobi baru
Carilah kegiatan baru yang selama ini Anda ingin lakukan (tapi selalu tertunda-tunda) agar dapat menyegarkan dan menyeimbangkan pikiran.
Passion sejatinya menjadi daya dorong atau energi untuk mencipta. Menurut hasil survei yang dilakukan Rene, passion sangat berpengaruh terhadap kinerja (performance). Jika seseorang bekerja dengan didasari passion, kinerjanya akan bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya. Di saat kita sudah terlalu lelah, jenuh, dan tidak nikmat lagi bekerja, maka otomatis kinerja pun akan menurun, sampai akhirnya tidak mampu berkarya lagi. Tanpa karya atau kreasi, kata Rene, passion is nothing. Sia-sia. Hanya mengejar impian kosong.
Berikut saran dari Kristi Hedges, leadership coach dan penulis buku Power of Presence: Unlock Your Potential to Influence and Engage Others, agar kita dapat menjalankan passion dengan selaras:
1. Rehat sejenak dari rutinitas
Luangkan waktu untuk berhenti sejenak dari rutinitas pekerjaan. Misalnya, di saat istirahat makan siang, Anda bisa kabur sebentar ke gym untuk latihan.
2. Jangan membawa pekerjaan ke rumah
Selesaikan semua urusan pekerjaan di kantor. Rumah adalah waktu Anda untuk keluarga, diri sendiri, dan beristirahat.
3. Ubah pola pikiran saat bekerja
Mungkin selama ini Anda selalu berpikir,"Saya harus menyelesaikan tugas ini sekarang juga." Kata "harus" bisa memicu stres. Sebaiknya ubahlah dengan kata,"Saya ingin" atau "Saya berharap tugas ini selesai hari ini."
4. Lakukan hobi baru
Carilah kegiatan baru yang selama ini Anda ingin lakukan (tapi selalu tertunda-tunda) agar dapat menyegarkan dan menyeimbangkan pikiran.
Shinta Kusuma