Memasuki Shisha Café seperti memasuki dunia lain. Cahaya ruangan yang remang-remang, namun cukup untuk menerangi kegiatan makan Anda. Kendati demikian, Anda masih bisa melihat begitu banyak warna yang ada di dalam restoran ini. Sofa biru bersanding dengan sofa berwarna oranye di depan meja berwarna coklat. Dindingnya pun berwarna-warni. Ditambah dengan lampu yang memancarkan banyak warna. Namun herannya, itu semua tidak terasa berlebihan. Tidak hanya suasananya saja yang eksotis, tetapi bau yang tercium pun sangat beragam. Itu mungkin berasal dari bau shisha bermacam rasa, antara lain: mint, apel, dan kiwi.Melihat menunya, saya merasa masakan Lebanon yang disajikan di resto ini tidak jauh berbeda dari masakan negara tetangganya, Turki. Walau tetap ada perbedaan dalam penulisan nama dan penyajiannya. Mungkin ini dipengaruhi dari letak geografis kedua negara tersebut. Karena itu saya putuskan untuk langsung menanyakan makanan apa yang tidak bisa saya temukan di restoran Timur Tengah lainnya.
Atas rekomendasi koki restoran, saya menyantap lahma bil bathinjan. Seperti makanan Timur Tengah umumnya, hidangan ini hadir bersama roti. “Jarang sekali makanan Lebanon dilengkapi nasi,” ujar Nabila, salah seorang pemilik restoran. Hidangan ini terdiri dari daging kambing atau sapi, dibungkus terong dan disajikan dengan saus yang terbuat dari tomat. Benar-benar eksotis!
Shisha Café
Jl. Kemang Raya no 10, Jakarta Selatan
(021) 7193587
Buka: Hari kerja : 17.00 – 01.00
Akhir pekan : 17.00 – 02.00
Nofi Firman



