Mitos: Kanker payudara hanya menyerang perempuan usia lanjut.
Fakta:
Risiko kanker payudara memang meningkat seiring usia seseorang. Namun, kanker payudara bisa dialami semua usia. Satu dari 231 perempuan terkena kanker payudara pada usia lahir hingga 39 tahun. Satu dari 25 perempuan terkena kanker payudara pada usia 40 hingga 59 tahun. Satu dari 15 perempuan terkena kanker payudara pada usia 60-79 tahun. Banyak studi yang menyebutkan 77% kasus kanker payudara muncul pada usia di atas 50 tahun.
Sekitar 80% perempuan yang mengalami kanker payudara berasal dari keluarga tanpa riwayat kanker payudara. Bertambahnya usia –semakin tua usia organ-organ tubuh- merupakan risiko terbesar kanker payudara.
Mitos: Hanya riwayat kanker payudara dari keluarga ibu saja yang berpengaruh.
Fakta:
Riwayat kanker dari garis ayah atau ibu sama besar risikonya. Akan tetapi seorang pria yang memiliki kelainan gen kanker payudara pada keluarganya memiliki potensi yang lebih kecil untuk mengalami kanker payudara dibanding dengan perempuan dengan gen yang sama. Maka, pelajari riwayat kesehatan dari ayah dan ibu Anda dengan seksama.
Mitos: Penggunaan deodoran berisiko menimbulkan kanker payudara.
Fakta:
Hingga saat ini belum ada bukti mendukung pernyataan bahwa bahan aktif yang terdapat pada deodoran dapat memicu risiko kanker payudara. Hubungan antara payudara dan deodoran tersebut merupakan informasi yang salah tentang anatomi tubuh dan kanker payudara.
Mitos: Penggunaan pil kontrasepsi dan terapi sulih hormon dapat memicu kanker payudara.
Fakta:
Pada penelitian sebelumnya, dikemukakan hormon progestin yang biasa digunakan dalam terapi sulih hormon (TSH) dan pil kontrasepsi dapat memicu perkembangan kanker payudara. Berbeda dengan pil kontrasepsi generasi pertama, alat kontrasepsi oral saat ini mengandung progestin drospirenone yang memiliki profil sangat mirip dengan progesteron alami. Pil ini memiliki kadar hormon lebih rendah dibanding pil generasi pertama sehingga lebih aman bahkan diduga mampu menurunkan beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara. Sementara temuan yang dipublikasikan dalam Journal of the National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang memulai terapi sulih hormon (TSH) sebelum masa menopause memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara daripada perempuan yang melakukan terapi sulih hormon pasca menopause. Yang perlu diperhatikan, penggunaan pil kontrasepsi maupun terapi hormon harus dilakukan dengan konsultasi dan pengawasan dokter ahli untuk meminimalisasi kemungkinan munculnya kanker payudara.
Fakta:
Risiko kanker payudara memang meningkat seiring usia seseorang. Namun, kanker payudara bisa dialami semua usia. Satu dari 231 perempuan terkena kanker payudara pada usia lahir hingga 39 tahun. Satu dari 25 perempuan terkena kanker payudara pada usia 40 hingga 59 tahun. Satu dari 15 perempuan terkena kanker payudara pada usia 60-79 tahun. Banyak studi yang menyebutkan 77% kasus kanker payudara muncul pada usia di atas 50 tahun.
Mitos: Jika keluarga Anda tidak memiliki riwayat kanker payudara, maka Anda akan terhindar dari penyakit ini.
Fakta: Sekitar 80% perempuan yang mengalami kanker payudara berasal dari keluarga tanpa riwayat kanker payudara. Bertambahnya usia –semakin tua usia organ-organ tubuh- merupakan risiko terbesar kanker payudara.
Mitos: Hanya riwayat kanker payudara dari keluarga ibu saja yang berpengaruh.
Fakta:
Riwayat kanker dari garis ayah atau ibu sama besar risikonya. Akan tetapi seorang pria yang memiliki kelainan gen kanker payudara pada keluarganya memiliki potensi yang lebih kecil untuk mengalami kanker payudara dibanding dengan perempuan dengan gen yang sama. Maka, pelajari riwayat kesehatan dari ayah dan ibu Anda dengan seksama.
Mitos: Penggunaan deodoran berisiko menimbulkan kanker payudara.
Fakta:
Hingga saat ini belum ada bukti mendukung pernyataan bahwa bahan aktif yang terdapat pada deodoran dapat memicu risiko kanker payudara. Hubungan antara payudara dan deodoran tersebut merupakan informasi yang salah tentang anatomi tubuh dan kanker payudara.
Mitos: Penggunaan pil kontrasepsi dan terapi sulih hormon dapat memicu kanker payudara.
Fakta:
Pada penelitian sebelumnya, dikemukakan hormon progestin yang biasa digunakan dalam terapi sulih hormon (TSH) dan pil kontrasepsi dapat memicu perkembangan kanker payudara. Berbeda dengan pil kontrasepsi generasi pertama, alat kontrasepsi oral saat ini mengandung progestin drospirenone yang memiliki profil sangat mirip dengan progesteron alami. Pil ini memiliki kadar hormon lebih rendah dibanding pil generasi pertama sehingga lebih aman bahkan diduga mampu menurunkan beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara. Sementara temuan yang dipublikasikan dalam Journal of the National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang memulai terapi sulih hormon (TSH) sebelum masa menopause memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara daripada perempuan yang melakukan terapi sulih hormon pasca menopause. Yang perlu diperhatikan, penggunaan pil kontrasepsi maupun terapi hormon harus dilakukan dengan konsultasi dan pengawasan dokter ahli untuk meminimalisasi kemungkinan munculnya kanker payudara.
(bersambung)