
Anorexia nervosa biasanya muncul di usia remaja dan dewasa awal, dan lazim terjadi pada perempuan. Namun gangguan makan ini jarang terjadi pada perempuan dewasa. "Pemicu anorexia nervosa pada remjaa adalah kecemasan orang tuanya sendiri, biasanya ibu yang ingin kurus dan kerap meributkan berat badan dan bentuk tubuhnya sendiri. Sikap ibu terhadap tubuhnya ini akan diserap oleh anak," ujar dr. Grace Judio-Kahl, lifestyle observer & Behaviour Scientist dari Shape Up Indonesia. Ditambah tekanan dari pergaulan (peer pressure) yang sedang 'kejam-kejamnya' mengkritik bentuk tubuh dan cara berpakaian teman-teman mereka, si remaja ini lantas mengontrol makannya secara berlebihan.
Kecemasan memang merupakan akar dari gangguan makan ini. Para remaja putri umumnya mencemaskan penampilan, karena mereka mulai tertarik pada lawan jenis. Pendek kata, penderita anorexia nervosa memiliki tipe kepribadian control freak (memiliki keinginan berlebihan untuk mengontrol sesuatu, termasuk mengontrol dirinya sendiri), kompetitif, dan obsessive compulsive disorder atau OCD (kebiasaan untuk mengulang-ulang sesuatu secara obsesif)," dr. Grace menjelaskan.
OCD itu muncul dari kebiasaan penderita anorexia nervosa yang rajin menghitung-hitung kalori dan terobsesi pada tubuh langsing, sehingga mereka jadi takut makan atau berolahraga berlebihan untuk menghilangkan lemak. Merkea juga mengalami 'halusinasi' tentang tubuhnya sendiri (body image dismorfic). Meski tubuhnya sudah sangat kurus, tetapi ketika bercermin, pantulan tubuh yang dia lihat adalah sosok dirinya dengan pipi tembam dan tubuh gendut.
Dapat dipastikan penderita gangguan makan ini lantas mengalami penurunan berat badan yang drastis, memiliki indeks massa tubuh (IMB) kurang dari 17, menstruasi berhenti, dan tulang belulang mulai bermunculan. Karena itu, jika Anda memiliki anak remaja putri, Anda harus mulai waspada jika mendapati putri Anda mulai sering membuat alasan ini-itu bila diajak makan, mengalami penurunan berat badan yang drastis, atau mengeluh tidak mendapat haid. Coba cek apa saja yang dikonsumsi putri Anda. Apakah minuman pelangsing atau obat pencahar kerap menjadi 'santapan' mereka? Jangan anggap remeh, karena diet ngawur yang mereka lakukan bukan saja merusak kesehatan tubuh dan jiwa, tetapi juga mengancam nyawa mereka.
Anda yang tidak mengalami anak perempuan jangan merasa lega dulu. Remaja laki-laki dan laki-laki dewasa juga dapat terjangkit gangguan makan seperti anorexia nervosa, yang disebut orthorexia. Gangguan makan ini lazim 'menjangkiti' pria dewasa usia 40-an, ditandai dengan takut makan, mengonsumsi suplemen berlebihan, terobsesi dengan makanan sehat, dan setiap saat mem-posting makanan sehat dan perilaku sehat. "Berbeda dengan anorexia nervosa, orthorexia didasari oleh perasaan takut sakit atau takut mati," jelas dr. Grace.
Langkah awal untuk mengakhiri anorexia nervosa pada anak bisa dimulai oleh orang tuanya sendiri. Para orang tua sebaiknya berhenti mencemaskan dan mengomentari bentuk tubuh atau berat badannya sendiri (dan berat badan orang lain). "Anxiety atau sifat mudah cemas diturunkan secara genetik. Kalau anak mewarisi gen kecemasan itu, maka kecemasan orang tua dengan mudah diserap oleh anak, dan muncul dalam bentuk melakukan kontrol yang ketat dalam hal makan," ujar dr. Grace. Hilangkan juga sikap ambigu terhadap makanan. "Misalnya, orang tua memberikan makanan sebagai reward kepada anak, tetapi di saat yang sama merasa khawatir bila anak makan berlebihan.
Bila menemukan anak dalam kondisi malnutrisi, secepatnya bawalah anak ANda ke dokter untuk diberikan terapi yang tepat. Untuk menghentikan gangguan ini, terapi yang akan dilakukan mencakup family therapy, terapi psikologis, dan terapi nutrisi. Namun untuk penderita yang sudah sangat parah, bisa ditambahkan terapi obat untuk menghentikan 'halusinasi' tentang bentuk tubuhnya atau body image dismorfic.
Kecemasan memang merupakan akar dari gangguan makan ini. Para remaja putri umumnya mencemaskan penampilan, karena mereka mulai tertarik pada lawan jenis. Pendek kata, penderita anorexia nervosa memiliki tipe kepribadian control freak (memiliki keinginan berlebihan untuk mengontrol sesuatu, termasuk mengontrol dirinya sendiri), kompetitif, dan obsessive compulsive disorder atau OCD (kebiasaan untuk mengulang-ulang sesuatu secara obsesif)," dr. Grace menjelaskan.
OCD itu muncul dari kebiasaan penderita anorexia nervosa yang rajin menghitung-hitung kalori dan terobsesi pada tubuh langsing, sehingga mereka jadi takut makan atau berolahraga berlebihan untuk menghilangkan lemak. Merkea juga mengalami 'halusinasi' tentang tubuhnya sendiri (body image dismorfic). Meski tubuhnya sudah sangat kurus, tetapi ketika bercermin, pantulan tubuh yang dia lihat adalah sosok dirinya dengan pipi tembam dan tubuh gendut.
Dapat dipastikan penderita gangguan makan ini lantas mengalami penurunan berat badan yang drastis, memiliki indeks massa tubuh (IMB) kurang dari 17, menstruasi berhenti, dan tulang belulang mulai bermunculan. Karena itu, jika Anda memiliki anak remaja putri, Anda harus mulai waspada jika mendapati putri Anda mulai sering membuat alasan ini-itu bila diajak makan, mengalami penurunan berat badan yang drastis, atau mengeluh tidak mendapat haid. Coba cek apa saja yang dikonsumsi putri Anda. Apakah minuman pelangsing atau obat pencahar kerap menjadi 'santapan' mereka? Jangan anggap remeh, karena diet ngawur yang mereka lakukan bukan saja merusak kesehatan tubuh dan jiwa, tetapi juga mengancam nyawa mereka.
Anda yang tidak mengalami anak perempuan jangan merasa lega dulu. Remaja laki-laki dan laki-laki dewasa juga dapat terjangkit gangguan makan seperti anorexia nervosa, yang disebut orthorexia. Gangguan makan ini lazim 'menjangkiti' pria dewasa usia 40-an, ditandai dengan takut makan, mengonsumsi suplemen berlebihan, terobsesi dengan makanan sehat, dan setiap saat mem-posting makanan sehat dan perilaku sehat. "Berbeda dengan anorexia nervosa, orthorexia didasari oleh perasaan takut sakit atau takut mati," jelas dr. Grace.
Langkah awal untuk mengakhiri anorexia nervosa pada anak bisa dimulai oleh orang tuanya sendiri. Para orang tua sebaiknya berhenti mencemaskan dan mengomentari bentuk tubuh atau berat badannya sendiri (dan berat badan orang lain). "Anxiety atau sifat mudah cemas diturunkan secara genetik. Kalau anak mewarisi gen kecemasan itu, maka kecemasan orang tua dengan mudah diserap oleh anak, dan muncul dalam bentuk melakukan kontrol yang ketat dalam hal makan," ujar dr. Grace. Hilangkan juga sikap ambigu terhadap makanan. "Misalnya, orang tua memberikan makanan sebagai reward kepada anak, tetapi di saat yang sama merasa khawatir bila anak makan berlebihan.
Bila menemukan anak dalam kondisi malnutrisi, secepatnya bawalah anak ANda ke dokter untuk diberikan terapi yang tepat. Untuk menghentikan gangguan ini, terapi yang akan dilakukan mencakup family therapy, terapi psikologis, dan terapi nutrisi. Namun untuk penderita yang sudah sangat parah, bisa ditambahkan terapi obat untuk menghentikan 'halusinasi' tentang bentuk tubuhnya atau body image dismorfic.
Immanuella Rachmani
Konsultan: dr. Grace Judio-Kahl, M. Sc, M.H, C.H.T dari Shape Up Indonesia