
Awalnya, Rima Melati tidak menyadari bahwa benjolan di payudara kirinya merupakan awal dari sebuah penyakit mematikan. Alangkah terkejutnya istri Frans Tumbuan ini saat mengetahui vonis dokter bahwa ia mengidap kanker payudara stadium akhir. Membiarkan benjolan aneh tersebut ternyata harus dibayar mahal, karena ia harus melakukan operasi, radiasi dan kemoterapi agar bisa sembuh.
Membiarkan benjolan di payudara tanpa dibarengi dengan pemeriksaan medis sepertinya menjadi kesalahan umum bagi kaum wanita. Bisa saja, benjolan tersebut merupakan pertanda munculnya kanker. Tapi tenang saja, 90% munculnya benjolan di payudara belum mengindikasikan kanker. Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan adanya sel kanker.
Pada dasarnya, kanker payudara bersumber dari sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara. Keganasan sel ini bisa merambat ke organ tubuh lain, seperti tulang, hati, paru dan otak. Kanker payudara menyerang sekitar 99% wanita, 1% sisanya adalah pria. Wajar bila wanita harusnya mewaspadai kanker payudara.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010, di Indonesia kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap dan rawat jalan dengan jumlah 12.014 (28,7%) disusul kanker serviks sebesar 5.349 (12,8%). Kanker payudara akan lebih berisiko pada wanita muda ketimbang wanita yang mulai memasuki atau melewati fase menopause. Ketika wanita muda terkena kanker payudara, ada kecenderungan perkembangan sel kanker tersebut akan lebih agresif.
Periksa payudara sendiri (SADARI). Mendeteksi dini munculnya sel kanker adalah cara efektif menghindari kanker payudara. Berikut adalah gejala kanker payudara yang
patut Anda waspadai.
• Munculnya benjolan permanen, yang keras dan tidak terasa sakit saat ditekan.
• Terjadi penebalan kulit di payudara atau sekitar ketiak.
• Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
• Adanya kerutan di kulit payudara.
• Keluarnya cairan darah dari puting.
• Puting terasa ada tarikan.
Bila Anda memiliki gejala-gejala tersebut, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Biasanya untuk memastikan adanya kanker yang bersarang di payudara, dilakukan biopsi. Caranya adalah dengan mengambil sampel jaringan sel payudara, tempat benjolan berada. Dari sinilah, penanganan medis segera dilakukan sedini mungkin tergantung dari jenis dan tingkatan kanker yang diderita.
Beby Astrika Sekarsari
Membiarkan benjolan di payudara tanpa dibarengi dengan pemeriksaan medis sepertinya menjadi kesalahan umum bagi kaum wanita. Bisa saja, benjolan tersebut merupakan pertanda munculnya kanker. Tapi tenang saja, 90% munculnya benjolan di payudara belum mengindikasikan kanker. Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan adanya sel kanker.
Pada dasarnya, kanker payudara bersumber dari sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara. Keganasan sel ini bisa merambat ke organ tubuh lain, seperti tulang, hati, paru dan otak. Kanker payudara menyerang sekitar 99% wanita, 1% sisanya adalah pria. Wajar bila wanita harusnya mewaspadai kanker payudara.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010, di Indonesia kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap dan rawat jalan dengan jumlah 12.014 (28,7%) disusul kanker serviks sebesar 5.349 (12,8%). Kanker payudara akan lebih berisiko pada wanita muda ketimbang wanita yang mulai memasuki atau melewati fase menopause. Ketika wanita muda terkena kanker payudara, ada kecenderungan perkembangan sel kanker tersebut akan lebih agresif.
Periksa payudara sendiri (SADARI). Mendeteksi dini munculnya sel kanker adalah cara efektif menghindari kanker payudara. Berikut adalah gejala kanker payudara yang
patut Anda waspadai.
• Munculnya benjolan permanen, yang keras dan tidak terasa sakit saat ditekan.
• Terjadi penebalan kulit di payudara atau sekitar ketiak.
• Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
• Adanya kerutan di kulit payudara.
• Keluarnya cairan darah dari puting.
• Puting terasa ada tarikan.
Bila Anda memiliki gejala-gejala tersebut, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Biasanya untuk memastikan adanya kanker yang bersarang di payudara, dilakukan biopsi. Caranya adalah dengan mengambil sampel jaringan sel payudara, tempat benjolan berada. Dari sinilah, penanganan medis segera dilakukan sedini mungkin tergantung dari jenis dan tingkatan kanker yang diderita.
Beby Astrika Sekarsari