
Secara filosofi, Work Life Balance (WLB) merupakan seni atau upaya seseorang untuk memperoleh kedamaian dan kebahagiaan. Ada banyak cara untuk mewujudkannya. Harry Purnama, praktisi dan fasilitator training WLB dari Mature Leadership, WLB bukanlah memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, melainkan menjalankan keduanya dengan seimbang. Ada lima hal yang harus Anda perhatikan, yaitu: faith (ibadah), family (keluarga), financial (uang/pekerjaan), friends (teman, rekan kerja), dan fitness (kesehatan lahir batin).
Berikut adalah beberapa hal yang bisa membantu kehidupan Anda lebih seimbang:
Buat agenda mingguan
Jadwalkan kegiatan akhir pekan yang berbeda dan menyenangkan bersama orang-orang terdekat. Misalnya, minggu ke-1 agendakan untuk piknik bersama keluarga, minggu ke-2 jalan-jalan dengan orang tua, minggu ke-3 nonton bareng sahabat, dan minggu ke-4 bersepeda bersama teman kantor. Apabila dikelola dengan baik, satu urusan tidak akan berbenturan dengan urusan yang lain. Selain itu, Anda juga akan lebih menikmati setiap kegiatan yang dilakukan dan lebih bersemangat untuk menyambut minggu berikutnya.
Atur kembali rutinitas
Menurut Marilyn Puder-York, PhD, psikolog dan executive coach di New York dan Connecticut, hindari orang atau pekerjaan yang tidak ada gunanya bagi kepentingan karier maupun diri Anda. Seperti ngobrol, bergosip, atau main game. Sementara itu, mulailah berpikir untuk mengalihkan pekerjaan yang menyita waktu. Misalnya, kalau Anda merasa terbebani dengan tugas rumah tangga, diskusikan dengan pasangan agar bisa berbagi pekerjaan, menggunakan jasa laundry, menyewa tukang kebun panggilan, atau belanja bulanan secara online. Meski ada biaya ekstra yang mesti dikeluarkan, sedikit tambahan waktu luang yang Anda dapatkan bisa digunakan untuk hal lain yang lebih berguna, misalnya berolahraga atau mengajak anak jalan-jalan di taman.
Jangan lupa refreshing!
Tidak perlu selalu mengambil langkah besar untuk mencapai keseimbangan hidup. Kalau tidak bisa mengubah jam kerja, lakukan saja sesuatu yang lebih realistis, misalnya berangkat ke kantor lebih awal sehingga Anda tak perlu terjebak kemacetan di jalan. Minimal satu hari dalam seminggu, sempatkan berolahraga ke gym atau berjalan kaki di sekitar kantor. Bisa juga Anda mengajak staf atau rekan kerja berkaraoke sepulang kerja untuk melepas penat. Atau sepulang kantor berendam dengan air hangat sambil menghirup aromaterapi. Di tengah hiruk pikuk aktivitas Anda, melakukan kegiatan yang menyenangkan selama 10-15 menit akan sangat bermanfaat untuk memompa semangat kerja.
Negosiasi dengan perusahaan
Dalam kondisi tertentu, jika ada kepentingan di luar pekerjaan yang mendesak dan membutuhkan perhatian khusus (misalnya merawat orang tua sakit atau mengurus keperluan sekolah anak), bicarakan kepada atasan atau Manajer HRD di kantor Anda. Menurut Harry, perusahaan yang bijak akan memahami bahwa WLB karyawan akan mempengaruhi produktivitas dan profitibitas perusahaan. Lakukan negosiasi agar kedua pihak saling menguntungkan. Ada beberapa sistem yang bisa diajukan, mulai dari bekerja dari rumah, paruh waktu, atau cuti di luar tanggungan perusahaan. Semua tergantung pada kebijakan perusahaan dan 'posisi tawar' Anda di perusahaan.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa membantu kehidupan Anda lebih seimbang:
Buat agenda mingguan
Jadwalkan kegiatan akhir pekan yang berbeda dan menyenangkan bersama orang-orang terdekat. Misalnya, minggu ke-1 agendakan untuk piknik bersama keluarga, minggu ke-2 jalan-jalan dengan orang tua, minggu ke-3 nonton bareng sahabat, dan minggu ke-4 bersepeda bersama teman kantor. Apabila dikelola dengan baik, satu urusan tidak akan berbenturan dengan urusan yang lain. Selain itu, Anda juga akan lebih menikmati setiap kegiatan yang dilakukan dan lebih bersemangat untuk menyambut minggu berikutnya.
Atur kembali rutinitas
Menurut Marilyn Puder-York, PhD, psikolog dan executive coach di New York dan Connecticut, hindari orang atau pekerjaan yang tidak ada gunanya bagi kepentingan karier maupun diri Anda. Seperti ngobrol, bergosip, atau main game. Sementara itu, mulailah berpikir untuk mengalihkan pekerjaan yang menyita waktu. Misalnya, kalau Anda merasa terbebani dengan tugas rumah tangga, diskusikan dengan pasangan agar bisa berbagi pekerjaan, menggunakan jasa laundry, menyewa tukang kebun panggilan, atau belanja bulanan secara online. Meski ada biaya ekstra yang mesti dikeluarkan, sedikit tambahan waktu luang yang Anda dapatkan bisa digunakan untuk hal lain yang lebih berguna, misalnya berolahraga atau mengajak anak jalan-jalan di taman.
Jangan lupa refreshing!
Tidak perlu selalu mengambil langkah besar untuk mencapai keseimbangan hidup. Kalau tidak bisa mengubah jam kerja, lakukan saja sesuatu yang lebih realistis, misalnya berangkat ke kantor lebih awal sehingga Anda tak perlu terjebak kemacetan di jalan. Minimal satu hari dalam seminggu, sempatkan berolahraga ke gym atau berjalan kaki di sekitar kantor. Bisa juga Anda mengajak staf atau rekan kerja berkaraoke sepulang kerja untuk melepas penat. Atau sepulang kantor berendam dengan air hangat sambil menghirup aromaterapi. Di tengah hiruk pikuk aktivitas Anda, melakukan kegiatan yang menyenangkan selama 10-15 menit akan sangat bermanfaat untuk memompa semangat kerja.
Negosiasi dengan perusahaan
Dalam kondisi tertentu, jika ada kepentingan di luar pekerjaan yang mendesak dan membutuhkan perhatian khusus (misalnya merawat orang tua sakit atau mengurus keperluan sekolah anak), bicarakan kepada atasan atau Manajer HRD di kantor Anda. Menurut Harry, perusahaan yang bijak akan memahami bahwa WLB karyawan akan mempengaruhi produktivitas dan profitibitas perusahaan. Lakukan negosiasi agar kedua pihak saling menguntungkan. Ada beberapa sistem yang bisa diajukan, mulai dari bekerja dari rumah, paruh waktu, atau cuti di luar tanggungan perusahaan. Semua tergantung pada kebijakan perusahaan dan 'posisi tawar' Anda di perusahaan.