
Emilia Jakob, M.Psi, konsultan karier dari Experd menerangkan, ketiadaan target individu atau ekspektasi yang jelas dari perusahaan, bisa memunculkan sikap tidak menghargai pekerjaan pada karyawan. Karena itu, jika Anda sebagai atasan, Anda harus tegas dalam hal ini. Misalnya dengan memberlakukan surat peringatan bagi karyawan yang melakukan pelanggaran aturan kerja, atau dengan memberikan punishment berupa tambahan jam kerja.
Selain itu, membangun etos kerja yang positif di dalam tim juga dapat meningkatkan prestasi. Mengubah pandangan tentang pekerjaan akan membuat kita mengubah sikap terhadap pekerjaan. Sekecil apa pun peran kita dalam sebuah tim kerja, yang kita lakukan merupakan sebuah 'alat' untuk memberikan layanan bagi klien atau untuk membantu memecahkan masalah dalam tim. Tanamkan pada diri sendiri bahwa hanya orang yang punya motivasi yang akan berhasil mencapai target. Dengan demikian, kita akan punya pandangan positif tentang pekerjaan kita.
Bila Anda sulit memusatkan pikiran pada peran Anda, cobalah menghargai apa yang Anda peroleh dari pekerjaan itu, pada saat ini dan di masa mendatang. Dalam jangkap pendek, pekerjaan Anda menghasilkan uang. Tetapi untuk jangka panjang, Anda akan mendapatkan reward yang Anda tidak sadari. "Orang kerap tidak sadar bahwa karier mereka mandek karena tidak menghargai pekerjaan sendiri," papar Emilia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sikap kerja yang baik juga akan membuat kita naik jabatan, naik gaji, skill bertambah, dan yang tak kalah penting, kita akan mendapat respek dari orang lain. Pegawai yang beuruntung adalah yang melihat banyak 'bonus' dalam pekerjaannya: keuangan, kepuasan batin, dan profesionalitas. Anda akan merasakan bahwa tempat kerja Anda adalah sebuah sekolah yang memberi Anda banyak ilmu dan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Membangun etos kerja yang positif merupakan hal penting. Etos kerja dibangun berdasarkan budaya perusahaan; apa yang dinilai penting dan tidak penting. Menurut Emilia, etos kerja yang positif dapat dibangun dengan cara mengubah cara berpikir kita seperti pemilik perusahaan. "Berpikir seperti the owner berarti berpikir dengan melihat dari berbagai permasalahan," tutur Emilia. Misalnya, seorang staf sales bertugas mengirimkan invoice. Kalau invoice tidak dikirim kepada klien pada waktunya, berarti tidak ada uang masuk, dan dampaknyaperusahaan tidak dapat menggaji karyawannya tepat waktu.
Sikap profesional juga bisa membangun etos kerja yang baik. Profesionalitas seseorang dapat dinilai dari pekerjaan dan tanggung jawabnya. "Apa yang akan saya capai dari pekerjaan ini? Celakanya, banyak orang berpikir, berprestasi atau tidak, yang penting saya mendapat gaji setiap akhir bulan," ujar Emilia.
Untuk menguji profesioanalitas Anda, bertanyalah pada diri sendiri; kalau tidak ada saya, perusahaan akan kerepotan atau tidak? "Kalau jawaban Anda ternyata 'tidak', lalu apa sumbangsih Anda terhadap perusahaan? Anda harus punya hasil yang dinilai secara objektif, dan karena itu saya harus berprestasi," pungkas Emilia.
Immanuella Rachmani
Foto: TPGNEwsSelain itu, membangun etos kerja yang positif di dalam tim juga dapat meningkatkan prestasi. Mengubah pandangan tentang pekerjaan akan membuat kita mengubah sikap terhadap pekerjaan. Sekecil apa pun peran kita dalam sebuah tim kerja, yang kita lakukan merupakan sebuah 'alat' untuk memberikan layanan bagi klien atau untuk membantu memecahkan masalah dalam tim. Tanamkan pada diri sendiri bahwa hanya orang yang punya motivasi yang akan berhasil mencapai target. Dengan demikian, kita akan punya pandangan positif tentang pekerjaan kita.
Bila Anda sulit memusatkan pikiran pada peran Anda, cobalah menghargai apa yang Anda peroleh dari pekerjaan itu, pada saat ini dan di masa mendatang. Dalam jangkap pendek, pekerjaan Anda menghasilkan uang. Tetapi untuk jangka panjang, Anda akan mendapatkan reward yang Anda tidak sadari. "Orang kerap tidak sadar bahwa karier mereka mandek karena tidak menghargai pekerjaan sendiri," papar Emilia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sikap kerja yang baik juga akan membuat kita naik jabatan, naik gaji, skill bertambah, dan yang tak kalah penting, kita akan mendapat respek dari orang lain. Pegawai yang beuruntung adalah yang melihat banyak 'bonus' dalam pekerjaannya: keuangan, kepuasan batin, dan profesionalitas. Anda akan merasakan bahwa tempat kerja Anda adalah sebuah sekolah yang memberi Anda banyak ilmu dan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Membangun etos kerja yang positif merupakan hal penting. Etos kerja dibangun berdasarkan budaya perusahaan; apa yang dinilai penting dan tidak penting. Menurut Emilia, etos kerja yang positif dapat dibangun dengan cara mengubah cara berpikir kita seperti pemilik perusahaan. "Berpikir seperti the owner berarti berpikir dengan melihat dari berbagai permasalahan," tutur Emilia. Misalnya, seorang staf sales bertugas mengirimkan invoice. Kalau invoice tidak dikirim kepada klien pada waktunya, berarti tidak ada uang masuk, dan dampaknyaperusahaan tidak dapat menggaji karyawannya tepat waktu.
Sikap profesional juga bisa membangun etos kerja yang baik. Profesionalitas seseorang dapat dinilai dari pekerjaan dan tanggung jawabnya. "Apa yang akan saya capai dari pekerjaan ini? Celakanya, banyak orang berpikir, berprestasi atau tidak, yang penting saya mendapat gaji setiap akhir bulan," ujar Emilia.
Untuk menguji profesioanalitas Anda, bertanyalah pada diri sendiri; kalau tidak ada saya, perusahaan akan kerepotan atau tidak? "Kalau jawaban Anda ternyata 'tidak', lalu apa sumbangsih Anda terhadap perusahaan? Anda harus punya hasil yang dinilai secara objektif, dan karena itu saya harus berprestasi," pungkas Emilia.
Immanuella Rachmani