
Hidup di negeri orang karena tuntutan pekerjaan, pendidikan, atau mengikuti suami, adalah tantangan tersendiri. Anda tak hanya harus beradaptasi dengan iklim baru, bahasa, lingkungan, namun juga pertemanan. Tak mudah menemukan orang yang memiliki chemistry dengan Anda. Namun saat sahabat itu telah ditemukan, mereka bahkan bisa lebih dekat dari saudara kandung. Simak kisah Reny (42), ibu rumah tangga, berikut ini:
"Ada pepatah mengatakan,'you can choose your friends, but your family is chosen for you'. Aku sudah 16 tahun tinggal di Amerika Serikat dan jauh dari keluarga. Awalnya tidak mudah menemukan teman yang punya chemistry denganku. Butuh waktu cukup lama hingga akhirnya aku memiliki circle of friends yang boleh dibilang cukup asyik.
Kedekatanku dengan mereka bahkan melebihi kedekatanku dengan saudara kandungku. Karena hidup di benua berbeda, hubungan dengan saudaraku di Indonesia hanya sebatas lewat email atau telepon. Paling banyak kami bertemu 3 tahun sekali. Sementara dengan teman-temanku di sini, bisa jnajan kumpul bareng 4-5 kali sebulan. Kami shopping dan nge-gym bareng, mengadakan pengajian, piknik, atau hanya berkumpul di salah satu rumah teman sambil berkaraoke dan berdansa. Dan yang tak pernah ketinggalan, sesi curhat! Kalau dulu, sewaktu masih sekolah, topik curhatnya seputar pacar. Di usia sekarang, kami punya keluhan yang sama, yaitu menghadapi kelakuan suami yang tidak pernah dewasa, ha..ha..ha..
Bahkan kami punya sebuah pengalaman memalukan saat kami camping bersama tahun lalu. Lagi seru-serunya nyanyi dan joget di acara api unggun, tiba-tiba kami didatangi seorang park ranger yang merasa terganggu dengan suara kami. Spontan kami diam. Malu juga sih, dalam hati. Sudah ibu-ibu begini masih ditegur 'satpam'! Pokoknya pertemanan kami seru dan aku seperti menemukan saudara baru dalam diri mereka."
SK
Foto: dok. pribadi
"Ada pepatah mengatakan,'you can choose your friends, but your family is chosen for you'. Aku sudah 16 tahun tinggal di Amerika Serikat dan jauh dari keluarga. Awalnya tidak mudah menemukan teman yang punya chemistry denganku. Butuh waktu cukup lama hingga akhirnya aku memiliki circle of friends yang boleh dibilang cukup asyik.
Kedekatanku dengan mereka bahkan melebihi kedekatanku dengan saudara kandungku. Karena hidup di benua berbeda, hubungan dengan saudaraku di Indonesia hanya sebatas lewat email atau telepon. Paling banyak kami bertemu 3 tahun sekali. Sementara dengan teman-temanku di sini, bisa jnajan kumpul bareng 4-5 kali sebulan. Kami shopping dan nge-gym bareng, mengadakan pengajian, piknik, atau hanya berkumpul di salah satu rumah teman sambil berkaraoke dan berdansa. Dan yang tak pernah ketinggalan, sesi curhat! Kalau dulu, sewaktu masih sekolah, topik curhatnya seputar pacar. Di usia sekarang, kami punya keluhan yang sama, yaitu menghadapi kelakuan suami yang tidak pernah dewasa, ha..ha..ha..
Bahkan kami punya sebuah pengalaman memalukan saat kami camping bersama tahun lalu. Lagi seru-serunya nyanyi dan joget di acara api unggun, tiba-tiba kami didatangi seorang park ranger yang merasa terganggu dengan suara kami. Spontan kami diam. Malu juga sih, dalam hati. Sudah ibu-ibu begini masih ditegur 'satpam'! Pokoknya pertemanan kami seru dan aku seperti menemukan saudara baru dalam diri mereka."
SK
Foto: dok. pribadi