
Pada dasarnya setiap gangguan kecemasan dapat dikendalikan, bahkan dalam kasus tertentu jika diatasi lebih cepat dengan penanganan tepat, dapat hilang sama sekali. Tentunya terapi secanggih apa pun tidak bisa berhasil tanpa niat dan komitmen yang serius dari yang bersangkutan untuk mau berubah ("sembuh"). Karena gangguan ini biasanya sudah berlangsung lama dan mendarah daging, jadi tidak bisa dihilangkan dalma sekejap. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan kecemasan:
Terapi kelompok
Terapi yang diberikan dalam sekelompok orang yang memiliki gangguan kecemasan yang sama. Misalnya terapi pada korban bencana alam yang mengalami trauma (PSTD). Setiap orang diminta untuk berbagi emosi dan pengalamannya. Selain dapa mengurangi beban penderitaan batinnya, ia juga merasa tidak sendiri dan bisa belajar dari pengalaman orang lain yang sudah berhasil melewati masa-masa sulitnya.
Psikoterapi
Pendekatan psikoterapi dapat membantu kita lebih memahami kondisi yang kita alami dan menemukan pemicu kecemasan kiita. Lamanya terapi sangat bergantung pada kondisi gangguan yang dialami dan kerjasama kita dalam mengikuti sesi terapi. Salah satu teknik adalah Cognitive Behaviour Therapy (CBT). Kita dibantu untuk menyadari bahwa apa yang kita pikirkan dan lakukan akan mempengaruhi perasaan. Pikiran yang memicu rasa cemas tersebut akan diganti dengan pikiran baru yang lebih positif. Bahkan jika situasi yang tidak diinginkan tidak berubah, kita dapat mengurasi stres dan mendapatkan kontrol lebih besar atas hidup dengan mengubah cara kita menanggapi situasi tersebut.
Terapi holistik
Selain ketiga pendekatan di atas, ada pula cara mengatasi kecemasan dengan pendekatan holistik. Biasanya orang menjalani terapi ini untuk menghindari pemakaian obat dan ingin hasil yang lebih permanen dalam waktu relatif singkat. Prinsip dari terapi holistik adalah memberi keyakinan bahwa setiap orang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan beberapa teknik self healing, seperti hipnoterapi atau TAT (Tapas Accupressure Technique) yang dianggap cukup efektif untuk mengatasi fobia atau trauma. TAT sendiri merupakan integrasi antara ilmu akupunktur, penyembuhan energi, dan psikologi. Teknik ini bisa digunakan sebagai suplemen untuk melengkapi metode terapi lainnnya dalam menangani berbagai gangguan fisik maupun psikis. Di Indonesia, TAT pertama kali dilakukan secara intensif pada 2006 kepada para korban gempa di Yogyakarta hingga korban Bom Marriot kedua.
Terapi kelompok
Terapi yang diberikan dalam sekelompok orang yang memiliki gangguan kecemasan yang sama. Misalnya terapi pada korban bencana alam yang mengalami trauma (PSTD). Setiap orang diminta untuk berbagi emosi dan pengalamannya. Selain dapa mengurangi beban penderitaan batinnya, ia juga merasa tidak sendiri dan bisa belajar dari pengalaman orang lain yang sudah berhasil melewati masa-masa sulitnya.
Psikoterapi
Pendekatan psikoterapi dapat membantu kita lebih memahami kondisi yang kita alami dan menemukan pemicu kecemasan kiita. Lamanya terapi sangat bergantung pada kondisi gangguan yang dialami dan kerjasama kita dalam mengikuti sesi terapi. Salah satu teknik adalah Cognitive Behaviour Therapy (CBT). Kita dibantu untuk menyadari bahwa apa yang kita pikirkan dan lakukan akan mempengaruhi perasaan. Pikiran yang memicu rasa cemas tersebut akan diganti dengan pikiran baru yang lebih positif. Bahkan jika situasi yang tidak diinginkan tidak berubah, kita dapat mengurasi stres dan mendapatkan kontrol lebih besar atas hidup dengan mengubah cara kita menanggapi situasi tersebut.
Terapi holistik
Selain ketiga pendekatan di atas, ada pula cara mengatasi kecemasan dengan pendekatan holistik. Biasanya orang menjalani terapi ini untuk menghindari pemakaian obat dan ingin hasil yang lebih permanen dalam waktu relatif singkat. Prinsip dari terapi holistik adalah memberi keyakinan bahwa setiap orang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan beberapa teknik self healing, seperti hipnoterapi atau TAT (Tapas Accupressure Technique) yang dianggap cukup efektif untuk mengatasi fobia atau trauma. TAT sendiri merupakan integrasi antara ilmu akupunktur, penyembuhan energi, dan psikologi. Teknik ini bisa digunakan sebagai suplemen untuk melengkapi metode terapi lainnnya dalam menangani berbagai gangguan fisik maupun psikis. Di Indonesia, TAT pertama kali dilakukan secara intensif pada 2006 kepada para korban gempa di Yogyakarta hingga korban Bom Marriot kedua.
Shinta Kusuma
Konsultan: Dr. Andri, SpKJ, FAPM -Psikiater dari Psychosomatic Clinic, Omni Hospital Alam Sutera.