
Menurut dr. Lynne Low dalam buku Understanding Sex, yang disebut gairah seks (libido) adalah seberapa banyak kita berminat untuk bercinta. Jadi, tinggi rendahnya gairah seks, khususnya pada wanita, lebih banyak dipengaruhi oleh suasana hati (mood) ketimbang soal rangsangan fisik. Tak heran jika gairah seks bisa naik-turun seperti roller coaster; kadang menggebu-gebu tapi di lain waktu bisa drop, sama sekali tak berselera. Faktor hormonal menjadi salah satu penyebab perubahan ini.
Tergantung hormon
Seperti kita tahu, struktur hormonal pria dan wanita berbeda. Pada wanita, hormon estrogen merupakan mood elevator, yang bisa memengaruhi minatnya terhadap seks. Hormon ini juga bisa meningkatkan sensasi pada organ seks wanita dan membuat aktivitas bercinta menjadi lebih nyaman. Tanpa hormon ini, Anda tidak hanya jadi malas bercinta, jaringan vagina pun akan kering dan ‘menciut’. Sehingga ketika bercinta, bukannya nikmat, malah menyakitkan. Selain estrogen, hasil riset terakhir menunjukkan bahwa hormon testosteron (hormon pria) juga berpengaruh pada gairah seks wanita. Meski wanita hanya memiliki sedikit, testosteron diyakini sebagai ‘bumbu penyedap’ yang dapat membangkitkan gairah seks wanita.
Seperti kita tahu, struktur hormonal pria dan wanita berbeda. Pada wanita, hormon estrogen merupakan mood elevator, yang bisa memengaruhi minatnya terhadap seks. Hormon ini juga bisa meningkatkan sensasi pada organ seks wanita dan membuat aktivitas bercinta menjadi lebih nyaman. Tanpa hormon ini, Anda tidak hanya jadi malas bercinta, jaringan vagina pun akan kering dan ‘menciut’. Sehingga ketika bercinta, bukannya nikmat, malah menyakitkan. Selain estrogen, hasil riset terakhir menunjukkan bahwa hormon testosteron (hormon pria) juga berpengaruh pada gairah seks wanita. Meski wanita hanya memiliki sedikit, testosteron diyakini sebagai ‘bumbu penyedap’ yang dapat membangkitkan gairah seks wanita.
Pada pria, gairah seks lebih banyak dipengaruhi oleh hormon testosteron (androgen) dan mencapai puncaknya ketika usia remaja dan dewasa (17-25 tahun). Seiring bertambahnya usia, produksi hormon ini akan menurun secara perlahan, lalu stabil sampai usia 40 tahun. Penurunannya begitu lambat, sehingga baru akan mencapai titik nol pada saat pria berusia sekitar 90 tahun. Ini yang membuat gairah seks pria seolah tidak pernah padam.
Berbeda dengan pria, gairah seks wanita meningkat lebih lambat dan mencapai puncaknya pada usia 30-an. Gairah seks wanita cenderung lebih rapuh dan mudah diredam ketimbang pria, meskipun sebenarnya mereka punya kemampuan multiple orgasm. Tinggi rendahnya gairah seks pada wanita mengikuti fluktuasi hormonal (siklus haid). Kadar hormon ini akan menurun dengan tajam dan mencapai titik nol pada usia 50-an, saat mereka mengalami masa menopause. Penurunan hormon estrogen yang drastis ini juga berdampak pada menurunnya gairah seks wanita.
Bila tidak seirama
Faktanya, hanya sedikit pasangan yang punya gairah seks yang seimbang. Dan hampir tidak mungkin pula kita mengharapkan pasangan mempunyai gairah seks yang sama setiap waktu. Sama saja bila kita mengharapkan pasangan berubah kepribadian. “Biasanya pasangan akan merasa sama-sama hot ketika baru menikah sampai sebelum punya anak. Setelah itu, dengan perubahan situasi dan kebutuhan, gairah seks bisa terpengaruh,” jelas seksolog Ferryal Luthan.
Faktanya, hanya sedikit pasangan yang punya gairah seks yang seimbang. Dan hampir tidak mungkin pula kita mengharapkan pasangan mempunyai gairah seks yang sama setiap waktu. Sama saja bila kita mengharapkan pasangan berubah kepribadian. “Biasanya pasangan akan merasa sama-sama hot ketika baru menikah sampai sebelum punya anak. Setelah itu, dengan perubahan situasi dan kebutuhan, gairah seks bisa terpengaruh,” jelas seksolog Ferryal Luthan.
Meski seks penting untuk menjaga keharmonisan perkawinan, bukan berarti kita harus mempermasalahkan perbedaan. Sepanjang Anda berdua merasa nyaman dan saling memahami, santai sajalah. Kehangatan hubungan toh, tidak hanya ditemukan di atas ranjang. Anda bisa melakukan kegiatan berdua lain yang tak kalah mesra, seperti traveling atau melakukan spa berdua. Kalau hati nyaman dan senang, siapa sih, yang menolak bercinta?
Tina Savitri