
Growth Hormone (GH) adalah suatu hormon yang dibuat oleh hipofisa (pituitary) yang merupakan bagian dari otak -organ kelenjar kira-kira sebesar kacang yang terletak di bagian dasar otak. GH, sesuai namanya, diperlukan untuk menunjang pertumbuhan, yaitu saat tumbuh kembang anak, dan fungsi pokok tersebut bermanfaat menjaga mutu jaringan dan alat tubuh manusia seumur hidup. Pada usia 30-40 tahun, jumlah GH manusia menurun secara bertahap. Karena itulah timbul ide untuk menambah jumlahnya dengan GH dari luar tubuh, yaitu GH sintetis, agar penuaan dapat ditunda.
Apakah asumsi ini benar? Nyatanya sampai sekarang masih saja disebut asumsi, karena kebenarannya belum dibuktikan. Sebetulnya belum ada bukti ilmiah bahwa GH berhasil mempertahankan atau mengembalikan 'kemudaan' pada orang-orang yang sudah memasuki proses menua.
Lantas, untuk siapa GH sintetis dibuat? Siapa yang memerlukannya sehingga obat ini (bukan suplemen!) mendapat izin untuk dipasarkan?
Sebetulnya terapi GH diberikan dalam suntikan yang harus dilakukan oleh dokter (dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter) kepada mereka yang benar-benar menderita kekurangan GH. Bukan untuk kasus penurunan GH secara normal/alamiah akibat proses penuaan. Penyakit yang menyebabkan kekurangan GH antara lain kanker hipofisa, tepatnya akibat pengobatan kanker tersebut dengan radioterapi atau pengangkatan hipofisa. Pasien dengan kondisi ini memerlukan suntikan GH (sintetis) agar kepadatan tulangnya normal, massa ototnya cukup, tidak terjadi penimbunan lemak, dan dapat bergerak aktif sesuai usianya. GH juga disetujui untuk digunakan pada pasien HIV-AIDS yang mengalami pengurangan massa otot. Karena pada penuaan juga terjadi seperti pada pasien kekurangan GH, dan pada kenyataannya kadar GH dalam tubuh menurun, maka dianggap perlu memberi GH untuk mencegah gejala pengurangan kepadatan tulang (osteoporosis), massa otot berkurang sehingga lembek, gemuk karena terjadi penimbunan lemak, dan juga kekuaran yang menurun untuk beraktivitas.
Lantas apa yang terjadi bila GH diberikan kepada orang dewasa sehat untuk mencegah penuaan? Riset mengenai hal ini tidak banyak, tetapi terlihat jelas bahwa manfaat GH sangat terbatas. Suntikan GH memang dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak, tetapi bukan berarti dapat mengembalikan tenaga ataupun vitalitas manusia dalam proses menua. Keuntungan lain tidak ada.
Mungkin perlu disimak apa yang terjadi pada tubuh yang mengalami penuaan. Semua hormon dalam tubuh kita berada pada keseimbangan saat tubuh dalam keadaan muda dan sehat. Ada produksi hormon, ada destruksi hormon. Dengan kata lain, hormon dalam tubuh terus diproduksi dan keseimbangan antarhormon dipertahankan sesuai dengan kondisi umum, yang antara lain ditentukan oleh jenis kelamin, usia, kehamilan, menyusui, dan penyakit.
Usia lanjut, selain ditandai oleh penurunan jumlah hormon-hormon, juga disertai dengan perubahan kondisi dan kemampuan pada sel-sel tubuh, yaitu: perubahan untuk berganti, perubahan untuk memperbaiki diri, dan banyak lagi perubahan lainnya. Berbagai perubahan ini antara lain menyebabkan sel lebih mudah berubah menjadi tidak terkendali atau ganas, atau yang umum disebut kanker.
Penggunaan GH untuk terapi anti aging di Indonesia maupun di banyak negara adalah penggunaan yang off label, karena GH belum pernah diizinkan digunakan untuk indikasi-indikasi tersebut. Di AS pun, di mana GH marak digunakan, dan dipopulerkan oleh para selebritas Hollywood, obat ini dipasarkan dengan indikasi untuk memenuhi kebutuhan hormon pertumbuhan pada mereka yang kekurangan, bukan untuk anti aging.
Apakah asumsi ini benar? Nyatanya sampai sekarang masih saja disebut asumsi, karena kebenarannya belum dibuktikan. Sebetulnya belum ada bukti ilmiah bahwa GH berhasil mempertahankan atau mengembalikan 'kemudaan' pada orang-orang yang sudah memasuki proses menua.
Lantas, untuk siapa GH sintetis dibuat? Siapa yang memerlukannya sehingga obat ini (bukan suplemen!) mendapat izin untuk dipasarkan?
Sebetulnya terapi GH diberikan dalam suntikan yang harus dilakukan oleh dokter (dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter) kepada mereka yang benar-benar menderita kekurangan GH. Bukan untuk kasus penurunan GH secara normal/alamiah akibat proses penuaan. Penyakit yang menyebabkan kekurangan GH antara lain kanker hipofisa, tepatnya akibat pengobatan kanker tersebut dengan radioterapi atau pengangkatan hipofisa. Pasien dengan kondisi ini memerlukan suntikan GH (sintetis) agar kepadatan tulangnya normal, massa ototnya cukup, tidak terjadi penimbunan lemak, dan dapat bergerak aktif sesuai usianya. GH juga disetujui untuk digunakan pada pasien HIV-AIDS yang mengalami pengurangan massa otot. Karena pada penuaan juga terjadi seperti pada pasien kekurangan GH, dan pada kenyataannya kadar GH dalam tubuh menurun, maka dianggap perlu memberi GH untuk mencegah gejala pengurangan kepadatan tulang (osteoporosis), massa otot berkurang sehingga lembek, gemuk karena terjadi penimbunan lemak, dan juga kekuaran yang menurun untuk beraktivitas.
Lantas apa yang terjadi bila GH diberikan kepada orang dewasa sehat untuk mencegah penuaan? Riset mengenai hal ini tidak banyak, tetapi terlihat jelas bahwa manfaat GH sangat terbatas. Suntikan GH memang dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak, tetapi bukan berarti dapat mengembalikan tenaga ataupun vitalitas manusia dalam proses menua. Keuntungan lain tidak ada.
Mungkin perlu disimak apa yang terjadi pada tubuh yang mengalami penuaan. Semua hormon dalam tubuh kita berada pada keseimbangan saat tubuh dalam keadaan muda dan sehat. Ada produksi hormon, ada destruksi hormon. Dengan kata lain, hormon dalam tubuh terus diproduksi dan keseimbangan antarhormon dipertahankan sesuai dengan kondisi umum, yang antara lain ditentukan oleh jenis kelamin, usia, kehamilan, menyusui, dan penyakit.
Usia lanjut, selain ditandai oleh penurunan jumlah hormon-hormon, juga disertai dengan perubahan kondisi dan kemampuan pada sel-sel tubuh, yaitu: perubahan untuk berganti, perubahan untuk memperbaiki diri, dan banyak lagi perubahan lainnya. Berbagai perubahan ini antara lain menyebabkan sel lebih mudah berubah menjadi tidak terkendali atau ganas, atau yang umum disebut kanker.
Penggunaan GH untuk terapi anti aging di Indonesia maupun di banyak negara adalah penggunaan yang off label, karena GH belum pernah diizinkan digunakan untuk indikasi-indikasi tersebut. Di AS pun, di mana GH marak digunakan, dan dipopulerkan oleh para selebritas Hollywood, obat ini dipasarkan dengan indikasi untuk memenuhi kebutuhan hormon pertumbuhan pada mereka yang kekurangan, bukan untuk anti aging.
Prof. Dr. dr. Purwantyastuti Ascobat MSc, Sp.FK dari Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia