
Kita bisa bertahan hidup selama dua bulan tanpa makan, lima hari tanpa air. Tapi, bisakah kita hidup tanpa bernapas barang 5 menit saja? Coba tahan napas Anda. Jadi, kalau bernapas itu begitu penting, mengapa kita tidak mencoba memberi perhatian pada yang satu ini? Ingat apa kata orang tua kita dulu? “Kalau kamu gugup, bingung atau tegang, diamlah sejenak. Tarik napas panjang, embuskan perlahan.” Nasihat yang tak pernah salah. Sebab kondisi tegang dan bingung kerap membuat kita bernapas lebih cepat.
Ketika kita bernapas perlahan dengan tepat –dari hidung keluar lewat hidung– kita membuka rusuk dan mengembangkan paru. Ini merupakan cara cepat untuk mengusir stres. Stres yang tidak diatasi dapat merusak tubuh, misalnya mengganggu pernapasan yang bisa memicu kelelahan, menghambat peredaran darah, dan meningkatkan berat badan.
Roger Price, ahli saluran napas dari Australia yang juga pelatih pernapasan mengatakan bahwa kita bernapas rata-rata 28.000 – 30.000 kali sehari. Kalau satu sampai dua kali kita bernapas tidak seimbang, itu masih aman. Tapi bila sejumlah itu dilakukan dengan salah, masalah akan segera muncul. Kata Roger, bernapas yang benar adalah 8 – 10 kali per menit, dilakukan melalui hidung. Bukan dari hidung dikeluarkan lewat mulut.
Salah bernapas, memicu lapar
Simon Borg Olivier, instruktur yoga dan fisioterapis mengatakan bahwa bernapas belebihan menghasilkan ketidakseimbangan pH di dalam tubuh kita (normalnya 7,4 – 7,5). Menghirup udara berlebihan juga berarti mengembuskan lebih banyak karbondioksida. Karbondioksida bersifat asam, sehingga menurunkan kadar pH tubuh, dan tubuh menjadi lebih alkali (kurang kadar ion hydrogen). Kata Simon bila kita terlalu banyak mengeluarkan karbondioksida kita akan merasa gelisah dan lemah. Secara alami, banyak orang mengatasi kondisi ini dengan makan. Untuk sesaat makanan memang bisa membuat kita merasa lebih baik. Tapi lalu kita terbiasa menggunakan makanan untuk menyeimbangkan pH kita, bukannya menggunakan pernapasan. Akhirnya mengudap menjadi pilihan untuk membuat kita merasa nyaman. Akibat selanjutnya: berat badan bertambah.
Cara bernapas yang benar sebetulnya sudah kita lakukan ketika kita baru lahir. “Tapi ketika kita mulai masuk sekolah, mulai duduk di kursi dengan postur yang buruk, perlahan-lahan kita kehilangan cara bernapas yang alami,” kata Olivier. Benar atau salah cara kita bernapas, tak ada orang yang tahu. Tapi dampak buruknya kita sendiri yang bisa merasakannya. Tetapi bila kita terbiasa bernapas dengan benar, kita tidak akan mudah tegang atau stres, kualitas tidur pun menjadi lebih baik. Kualitas tidur yang baik dapat menghilangkan sakit kepala, memudahkan penurunan berat badan, dan kita lebih happy.
Bernapas dengan benar
Dalam posisi apa pun, bernapas dengan benar dapat kita lakukan. Saat duduk atau berdiri, coba praktikkan cara bernapas ini. Dengan rajin berlatih, Anda akan terbiasa dengan cara bernapas yang benar.
• Duduk atau berdiri tegak, bahu ditarik ke belakang.
• Leher, mata, lengan dan kaki dalam keadaan relaks.
• Fokus pada napas, tarik perlahan napas dari hidung, rasakan rusuk bagian bawah terbuka.
• Embuskan napas dari hidung, rasakan rusuk bagian bawah menutup kembali.
• Lakukan pernapasan normal, yaitu 8 – 10 kali dalam 1 menit.
Bagi sebagian besar orang, bernapas terjadi secara otomatis, tidak disadari. Tetapi bernapas yang baik adalah bernapas yang disadari. Bernapas secara sadar akan membuat kita lebih peduli pada apa yang ingin kita capai.
Ketika kita bernapas perlahan dengan tepat –dari hidung keluar lewat hidung– kita membuka rusuk dan mengembangkan paru. Ini merupakan cara cepat untuk mengusir stres. Stres yang tidak diatasi dapat merusak tubuh, misalnya mengganggu pernapasan yang bisa memicu kelelahan, menghambat peredaran darah, dan meningkatkan berat badan.
Roger Price, ahli saluran napas dari Australia yang juga pelatih pernapasan mengatakan bahwa kita bernapas rata-rata 28.000 – 30.000 kali sehari. Kalau satu sampai dua kali kita bernapas tidak seimbang, itu masih aman. Tapi bila sejumlah itu dilakukan dengan salah, masalah akan segera muncul. Kata Roger, bernapas yang benar adalah 8 – 10 kali per menit, dilakukan melalui hidung. Bukan dari hidung dikeluarkan lewat mulut.
Salah bernapas, memicu lapar
Simon Borg Olivier, instruktur yoga dan fisioterapis mengatakan bahwa bernapas belebihan menghasilkan ketidakseimbangan pH di dalam tubuh kita (normalnya 7,4 – 7,5). Menghirup udara berlebihan juga berarti mengembuskan lebih banyak karbondioksida. Karbondioksida bersifat asam, sehingga menurunkan kadar pH tubuh, dan tubuh menjadi lebih alkali (kurang kadar ion hydrogen). Kata Simon bila kita terlalu banyak mengeluarkan karbondioksida kita akan merasa gelisah dan lemah. Secara alami, banyak orang mengatasi kondisi ini dengan makan. Untuk sesaat makanan memang bisa membuat kita merasa lebih baik. Tapi lalu kita terbiasa menggunakan makanan untuk menyeimbangkan pH kita, bukannya menggunakan pernapasan. Akhirnya mengudap menjadi pilihan untuk membuat kita merasa nyaman. Akibat selanjutnya: berat badan bertambah.
Cara bernapas yang benar sebetulnya sudah kita lakukan ketika kita baru lahir. “Tapi ketika kita mulai masuk sekolah, mulai duduk di kursi dengan postur yang buruk, perlahan-lahan kita kehilangan cara bernapas yang alami,” kata Olivier. Benar atau salah cara kita bernapas, tak ada orang yang tahu. Tapi dampak buruknya kita sendiri yang bisa merasakannya. Tetapi bila kita terbiasa bernapas dengan benar, kita tidak akan mudah tegang atau stres, kualitas tidur pun menjadi lebih baik. Kualitas tidur yang baik dapat menghilangkan sakit kepala, memudahkan penurunan berat badan, dan kita lebih happy.
Bernapas dengan benar
Dalam posisi apa pun, bernapas dengan benar dapat kita lakukan. Saat duduk atau berdiri, coba praktikkan cara bernapas ini. Dengan rajin berlatih, Anda akan terbiasa dengan cara bernapas yang benar.
• Duduk atau berdiri tegak, bahu ditarik ke belakang.
• Leher, mata, lengan dan kaki dalam keadaan relaks.
• Fokus pada napas, tarik perlahan napas dari hidung, rasakan rusuk bagian bawah terbuka.
• Embuskan napas dari hidung, rasakan rusuk bagian bawah menutup kembali.
• Lakukan pernapasan normal, yaitu 8 – 10 kali dalam 1 menit.
Bagi sebagian besar orang, bernapas terjadi secara otomatis, tidak disadari. Tetapi bernapas yang baik adalah bernapas yang disadari. Bernapas secara sadar akan membuat kita lebih peduli pada apa yang ingin kita capai.
Imma Rachmani