
Sedemikian banyakkah? Tidak juga, kalau kita melihat sejarahnya. Konon, ketika pada awalnya Brahma menciptakan pria dan wanita, ia mengeluarkan peraturan sebanyak 100 bab tentang Dharma (agama), Artha (harta), dan Kama (cinta). Beberapa peraturan yang berkaitan dengan Dharma ditulis oleh Swayambhu Manu; yang berkaitan dengan Artha dikompilasikan oleh Brihaspati; yang berkaitan dengan Kama diuraikan oleh Nandi dalam seribu bab. Kama Sutra yang ditulis oleh Nandi ini ditulis kembali oleh Shvetaketu dalam 500 bab, lalu oleh Babhravya diringkas lagi menjadi 150 bab yang dihimpun
dalam 7 bagian.
Karya ini, yang kemudian ditulis lagi setiap bagiannya oleh penulis-penulis berbeda, jadi sulit diperoleh secara lengkap. Maka Vatsyayana, yang hidup sekitar abad ke-4 Sebelum Masehi, berinisiatif menulis ulang semuanya dalam bentuk ringkas. Dan, karya Vatsyayana inilah yang diterjemahkan oleh Sir Richard Burton, diterbitkan pertama kali tahun 1883, lalu diterbitkan lagi dan populer pada tahun '60-an.
Sir Richard F. Burton, blak-blakan soal seks
Sir Richard Francis Burton (1821-1890) dikenal sebagai pria ‘flamboyan’, memiliki berbagai bakat, suka mengembara, tangkas bermain pedang. Ia juga menguasai ilmu antropologi dan linguistik. Ia pernah menempuh studi di Oxford University, tapi drop out. Pada tahun 1824 dia masuk tentara India. Setelah meninggalkan India tahun 1949, ia bepergian ke berbagai penjuru dunia termasuk Mekah, dengan cara menyamar. Ia juga pernah menyambangi Afrika, Crimea, dan Salt Lake City, di mana dia mempelajari kebiasaan para penganut Mormon. Sebagai anggota konsulat ia pernah ditempatkan di Brasil, Damascus, dan Trieste, tempat ia akhirnya meninggal.
Koleksi tulisannya sangat banyak, antara lain 40 jilid kisah perjalanan, beberapa cerita rakyat, dan dua kumpulan puisi, karya terjemahan dari bahasa Latin dan Portugis. Sir Richard menguasai 25 bahasa, dan menjadi sangat terkenal berkat versi buku-buku erotisnya seperti The Arabian Nights (1885), The Kama Sutra (1883) dan The Perfumed Garden (1886, dari bahasa Prancis). Gaya penulisannya yang gamblang dan apa adanya, ditambah minatnya yang besar pada perilaku dan penyimpangan seksual, membuat terjemahannya mudah dibaca. Tapi itu pula yang membuatnya berisiko ditahan beberapa kali, khususnya ketika ia menerjemahkan The Perfumed Garden dari naskah aslinya yang berbahasa Arab.
Sebagai salah satu karya tulis erotis yang paling terkenal dan disukai, Kama Sutra terjemahan Sir Richard menghidupkan kembali karya klasik dari kesusastraan India yang abadi.