
Grand Tour Semarang Heritage Art Show of Meike Sahala akan digelar pada 16-17 Mei 2014. Acara ini merupakan sebuah perhelatan seni dan budaya untuk mengajak masyarakat menelusuri kembali kearifan nilai-nilai budaya masa silam yang telah lama ditinggalkan, khususnya untuk menghidupkan kembali inspirasi dan semangat yang diwariskan R.A. Kartini kepada masyarakat Indonesia. Perhelatan seni dan budaya ini juga akan mewarnai gebyar gelaran HUT Kota Semarang yang rutin diadakan saat kota Semarang merayakan hari jadinya.
Para peserta akan diajak untuk melakukan sebuah napak tilas budaya menuju kawasan kota tua Semarang, tempat bangunan-bangunan peninggalan zaman kolonial berdiri untuk menampilkan suguhan seni arsitekturalnya. Dalam napak tilas budaya ini, para peserta juga dapat mengecap kembali hidangan tempo dulu untuk memperkaya pengalaman kuliner Semarang tempo dulu.
Perjalanan budaya akan dilanjutkan dengan menelisik sebuah pameran seni & pagelaran bertajuk “Kartini” yang diprakarsai oleh Meike Sahala selaku kurator ADI Logam. Ini merupakan sebuah momen untuk merayakan perjalanan spirit Kartini seratus enam belas tahun dan HUT ke-467 tahun kota Semarang yang akan diadakan di sebuah bangunan legendaris —yang juga menjadi ikon kota Semarang, yaitu Lawang Sewu.
Berbagai artifak peninggalan dari R.A. Kartini yang disimpan oleh Museum Kartini, Jepara, Museum Rembang dan Museum Ranggawarsita Jateng juga akan ditampilkan untuk memperkuat semangat dan inspirasi yang diwariskan R.A. Kartini. Napak tilas budaya akan disambung dengan menyambangi Roemah Prakaryan Megrania, dan Roemah Pusaka Budaya yang merupakan sebuah bangunan peninggalan seorang Raja Gula, Oei Thiong Ham dan petilasan pendaratan Laksamana Cheng Hoo.
Sembari menyesap hangat dan legitnya kopi klotok, peserta juga dapat menikmati lansekap berbukit-bukit dari perkebunan kopi dan cokelat dalam perjalanan dengan kereta api tua. Napak tilas budaya akan ditutup dengan sebuah kunjungan ke rumah prakarya, yang menjadi pusat kegiatan pelatihan seni kriya, di mana anak-anak belajar membatik dan mengukir logam, dan lain-lain.
Meike Sahala adalah salah satu seniman yang mempelajari seni membatik dan sejarahnya kemudian melukiskan pola-pola batiknya pada berbagai jenis logam mulia sehingga dihasilkan karya seni ADI logam yang difungsikan sebagai perhiasaan.
Hasil perhelatan yang digelar oleh Meike Sahala ini akan dikontribusikan untuk pelatihan bagi anak-anak nelayan sehingga mereka mendapatkan keterampilan lain yang cukup memadai seperti mengukir dan membatik ketika hasil laut tidak lagi menjadi tumpuan kehidupan mereka.
Para peserta akan diajak untuk melakukan sebuah napak tilas budaya menuju kawasan kota tua Semarang, tempat bangunan-bangunan peninggalan zaman kolonial berdiri untuk menampilkan suguhan seni arsitekturalnya. Dalam napak tilas budaya ini, para peserta juga dapat mengecap kembali hidangan tempo dulu untuk memperkaya pengalaman kuliner Semarang tempo dulu.
Perjalanan budaya akan dilanjutkan dengan menelisik sebuah pameran seni & pagelaran bertajuk “Kartini” yang diprakarsai oleh Meike Sahala selaku kurator ADI Logam. Ini merupakan sebuah momen untuk merayakan perjalanan spirit Kartini seratus enam belas tahun dan HUT ke-467 tahun kota Semarang yang akan diadakan di sebuah bangunan legendaris —yang juga menjadi ikon kota Semarang, yaitu Lawang Sewu.
Berbagai artifak peninggalan dari R.A. Kartini yang disimpan oleh Museum Kartini, Jepara, Museum Rembang dan Museum Ranggawarsita Jateng juga akan ditampilkan untuk memperkuat semangat dan inspirasi yang diwariskan R.A. Kartini. Napak tilas budaya akan disambung dengan menyambangi Roemah Prakaryan Megrania, dan Roemah Pusaka Budaya yang merupakan sebuah bangunan peninggalan seorang Raja Gula, Oei Thiong Ham dan petilasan pendaratan Laksamana Cheng Hoo.
Sembari menyesap hangat dan legitnya kopi klotok, peserta juga dapat menikmati lansekap berbukit-bukit dari perkebunan kopi dan cokelat dalam perjalanan dengan kereta api tua. Napak tilas budaya akan ditutup dengan sebuah kunjungan ke rumah prakarya, yang menjadi pusat kegiatan pelatihan seni kriya, di mana anak-anak belajar membatik dan mengukir logam, dan lain-lain.
Meike Sahala adalah salah satu seniman yang mempelajari seni membatik dan sejarahnya kemudian melukiskan pola-pola batiknya pada berbagai jenis logam mulia sehingga dihasilkan karya seni ADI logam yang difungsikan sebagai perhiasaan.
Hasil perhelatan yang digelar oleh Meike Sahala ini akan dikontribusikan untuk pelatihan bagi anak-anak nelayan sehingga mereka mendapatkan keterampilan lain yang cukup memadai seperti mengukir dan membatik ketika hasil laut tidak lagi menjadi tumpuan kehidupan mereka.
Tenni Purwanti