
Sejak masih di dalam kandungan, wanita diberkahi ribuan sel telur yang akan habis pada saat wanita memasuki masa menopause. Semakin baiknya asupan gizi dan fasilitas kesehatan di Indonesia ternyata ikut berpengaruh terhadap usia menopause kaum wanitanya. Saat ini, usia menopause rata-rata wanita Indonesia berkisar antara 48-50 tahun.
Bagi beberapa wanita yang diberkahi dengan sel telur yang lebih banyak, usia menopause bisa lebih tertunda, yaitu di atas usia 55 tahun dan itu dikategorikan sebagai late menopause. Namun, ternyata itu bukan selalu berarti kabar baik. Menurut Prof. Dr. Ali Baziad SpOG, wanita yang masih mengalami menstruasi hingga usia 56 tahun justru lebih rentan terhadap risiko kanker rahim. Hal ini dikarenakan dinding rahim terlalu lama terekspos oleh hormon. Apalagi pada usia tersebut, hormon estrogen menjadi lebih dominan – dibanding hormon progesteron - dan hal itulah yang menjadi salah satu pemicu kanker rahim.
Salah persepsi tentang menopause terkadang membuat sebagian wanita merasa kurang nyaman – fisik dan psikologis - bila tidak mengalami haid lagi. Akhirnya, mereka menyelesaikan masalah dengan mengonsumsi pil KB, yang membuat mereka terus mengeluarkan darah haid. Padahal, pil KB mengandung hormon estrogen. Akibatnya, hormon tersebut semakin dominan di dalam tubuh. Inilah yang menimbulkan kerentanan terhadap kanker rahim maupun kanker payudara. Jadi, menurut Prof. Ali, selain untuk keperluan kontrasepsi, sebaiknya wanita menghindari konsumsi pil KB.
Gaya hidup tak sehat dan berat badan berlebih juga merupakan pemicu lain late menopause. Karena, wanita penderita obesitas memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi, sehingga rahim terus terpicu untuk berproses sampai menimbulkan pendarahan yang – celakanya - sering disalahartikan sebagai darah haid. Padahal, proses yang tak wajar itu dapat memicu kanker.
Namun, bukan berarti late menopause sepenuhnya berakibat buruk. Ada juga sisi positifnya, yaitu memelihara kesehatan tulang dan otak. Dengan kata lain, wanita yang mengalami late menopause – tentunya secara alami- tidak terlalu rentan terhadap sejumlah penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan demensia.
Jangan termakan mitos
Yang pasti, late menopause bukan sesuatu yang perlu dihindari, tapi dengan catatan: asalkan kondisi ini berlangsung secara alami atau memang karena faktor bawaan. Sebab, masa menopause pada wanita tidak sama satu sama lain. Bila termasuk dalam golongan ini, yang perlu Anda lakukan adalah rajin memeriksakan diri ke dokter kandungan, terutama jika sampai usia 55+ Anda masih terus mengalami haid.
Selain itu, sampai saat ini berbagai penelitian juga belum menemukan adanya hubungan antara haid yang datang terlambat (pada masa remaja) dengan menopause yang terlambat. Atau dengan mitos yang mengatakan bahwa wanita yang sering hamil dan melahirkan akan mengalami late menopause (alasannya, mereka memiliki cadangan telur lebih banyak, karena selama hamil mereka tidak meluruhkan sel telur).
Faktanya, menurut Prof Ali, wanita yang punya banyak anak rata-rata justru mengalami masa menopause di usia normal, yaitu 49-50 tahun. Karena, kehamilan tetap berkontribusi mengurangi jumlah sel telur dalam tubuh. Karena itu, ia menambahkan, yang paling penting adalah mengubah persepsi bahwa menopause adalah sesuatu yang menakutkan. Menopause adalah sesuatu yang sungguh-sungguh normal dan alami bagi setiap wanita di dunia. Dengan menerima tahapan ini dengan wajar dan ikhlas, maka hidup Anda akan terasa lebih nyaman dan tubuh tetap sehat.
Ayumi Tanggo
konsultan: Prof.Dr.Med Ali Baziad, Sp OG (K)
Salah persepsi tentang menopause terkadang membuat sebagian wanita merasa kurang nyaman – fisik dan psikologis - bila tidak mengalami haid lagi. Akhirnya, mereka menyelesaikan masalah dengan mengonsumsi pil KB, yang membuat mereka terus mengeluarkan darah haid. Padahal, pil KB mengandung hormon estrogen. Akibatnya, hormon tersebut semakin dominan di dalam tubuh. Inilah yang menimbulkan kerentanan terhadap kanker rahim maupun kanker payudara. Jadi, menurut Prof. Ali, selain untuk keperluan kontrasepsi, sebaiknya wanita menghindari konsumsi pil KB.
Gaya hidup tak sehat dan berat badan berlebih juga merupakan pemicu lain late menopause. Karena, wanita penderita obesitas memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi, sehingga rahim terus terpicu untuk berproses sampai menimbulkan pendarahan yang – celakanya - sering disalahartikan sebagai darah haid. Padahal, proses yang tak wajar itu dapat memicu kanker.
Namun, bukan berarti late menopause sepenuhnya berakibat buruk. Ada juga sisi positifnya, yaitu memelihara kesehatan tulang dan otak. Dengan kata lain, wanita yang mengalami late menopause – tentunya secara alami- tidak terlalu rentan terhadap sejumlah penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan demensia.
Jangan termakan mitos
Yang pasti, late menopause bukan sesuatu yang perlu dihindari, tapi dengan catatan: asalkan kondisi ini berlangsung secara alami atau memang karena faktor bawaan. Sebab, masa menopause pada wanita tidak sama satu sama lain. Bila termasuk dalam golongan ini, yang perlu Anda lakukan adalah rajin memeriksakan diri ke dokter kandungan, terutama jika sampai usia 55+ Anda masih terus mengalami haid.
Selain itu, sampai saat ini berbagai penelitian juga belum menemukan adanya hubungan antara haid yang datang terlambat (pada masa remaja) dengan menopause yang terlambat. Atau dengan mitos yang mengatakan bahwa wanita yang sering hamil dan melahirkan akan mengalami late menopause (alasannya, mereka memiliki cadangan telur lebih banyak, karena selama hamil mereka tidak meluruhkan sel telur).
Faktanya, menurut Prof Ali, wanita yang punya banyak anak rata-rata justru mengalami masa menopause di usia normal, yaitu 49-50 tahun. Karena, kehamilan tetap berkontribusi mengurangi jumlah sel telur dalam tubuh. Karena itu, ia menambahkan, yang paling penting adalah mengubah persepsi bahwa menopause adalah sesuatu yang menakutkan. Menopause adalah sesuatu yang sungguh-sungguh normal dan alami bagi setiap wanita di dunia. Dengan menerima tahapan ini dengan wajar dan ikhlas, maka hidup Anda akan terasa lebih nyaman dan tubuh tetap sehat.
Ayumi Tanggo
konsultan: Prof.Dr.Med Ali Baziad, Sp OG (K)