
Pakar hubungan interpersonal, Jenni Trent Hughes menjelaskan mendengarkan suara saja melalui telepon kini tidak lagi cukup bagi para pelancong di abad ke-21. "Kita memerlukan kenyamanan dengan melihat orang-orang yang kita cintai. Melihat senyum anak-anak saat kita bacakan cerita menjelang tidur melalui Skype atau menatap mata pasangan saat bertukar kata rindu," begitu ia menjelaskan.
Apa akibatnya jika pelancong tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga atau teman mereka selama perjalanan? Empat puluh persen dari 10 ribu responden menyatakan hal ini adalah sumber stres terbesar mereka. Angka ini melebihi buruknya sarana transportasi (26 persen) dan lokasi yang hiruk-pikuk (24 persen). Riset tersebut juga menyatakan komunikasi secara online dianggap cara paling efektif oleh para pelancong di Asia Tenggara.
Nofi Firman (dari berbagai sumber)