
Lee Kuan Yew, mantan Perdana Menteri Singapura, akhirnya meninggal dunia pada bulan Maret lalu. Pneumonia akut yang dideritanya menyebabkan pendiri Singapura ini harus dibantu ventilator untuk memperpanjang hidupnya. Dua tahun lalu, lewat bukunya yang berjudul "One Man's View The World, ia menyatakan keinginannya untuk tidak ditolong dengan bantuan medis jika sakitnya tidak mungkin disembuhkan. Bahkan keinginannya ini dilegalkan lewat dokumen yang ditandatangani oleh dokter dan pengacara.
Kita bisa saja dihadapkan pada kasus serupa. Orang tua kita begitu yakin bahwa hidupnya sudah sampai tahap akhir dan tak lama lagi akan meninggal. Namun sebagai anak kita berharap bahwa orang tua masih bisa disembuhkan, lalu kita membujuknya agar mau dirawat di rumah sakit untuk memperpanjang hidupnya.
"Pasien di luar negeri bisa menentukan hidupnya sendiri. Di Indonesia sangat jauh berbeda. Pasien masih milik keluarga," jelas dr. Maria Astheria Witjaksono, MPALLC (FU), dokter paliatif yang berpraktik di RS Kanker Dharmais, Jakarta. Kalau ada pasien yang membuat surat legal untuk tidak melanjutkan pengobatan, dokter punya tanggung jawab untuk meninjau surat tersebut. Pertama, apakah penyakitnya dapat disembuhkan. Kedua, apa latar belakang pasien membuat surat itu. Apakah dia membuat surat itu di bawah tekanan atau tidak? "Kita tidak hanya mempertimbangkan keinginan pasien, namun juga harus bertanya kepada keluarganya," ujar dokter yang menempuh pendidikan paliatif di Flinders University, Australia.
"Pasien di luar negeri bisa menentukan hidupnya sendiri. Di Indonesia sangat jauh berbeda. Pasien masih milik keluarga," jelas dr. Maria Astheria Witjaksono, MPALLC (FU), dokter paliatif yang berpraktik di RS Kanker Dharmais, Jakarta. Kalau ada pasien yang membuat surat legal untuk tidak melanjutkan pengobatan, dokter punya tanggung jawab untuk meninjau surat tersebut. Pertama, apakah penyakitnya dapat disembuhkan. Kedua, apa latar belakang pasien membuat surat itu. Apakah dia membuat surat itu di bawah tekanan atau tidak? "Kita tidak hanya mempertimbangkan keinginan pasien, namun juga harus bertanya kepada keluarganya," ujar dokter yang menempuh pendidikan paliatif di Flinders University, Australia.
"Kalau pasien sudah tidak mau diobati dengan alasan yang masuk akal, kita harus menghargai. Misalnya, karena kemungkinan sembuh sangat tipis padahal biaya pengobatannya akan sangat besar, dan dia tidak ingin membebani keluarganya. Bila pasien sudah ikhlas dan siap untuk meninggal, dan sudah menyiapkan kondisi anak-anaknya, kami menghargai keputusan pasien," papar Maria.
Perawatan paliatif akan disarankan kepada pasien dan keluarganya bila penyakit tidak dapat disembuhkan, atau tindakan operasi akan memperburuk kondisinya. Perawatan paliatif adalah perawatan yang diberikan (di rumah) untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan menangani gejala fisik yang muncul. Setelah tidak merasakan sakitnya, pasien akan lebih mudah menerima kondisinya dengan lebih ikhlas dan tenang. Hidup pasien yang tidak merasa kesakitan juga bisa lebih berkualitas. Mereka bisa menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan melakukan keinginan mereka dna tidak hanya terbaring di tempat tidur.
"Misalnya saja pasien yang berprofesi dosen. Ia masih dapat menulis buku untuk mahasiswanya. Sambil menjalani sisia hidupnya, pasien ini bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya, keluarga, dan orang lain," Maria memberi contoh. Meski tidak bisa menyembuhkan penyakit, perawatan paliatif bisa membuat pasien merasa nyaman dengan menghilangkan gejala-gejala penyakit yang muncul. Bila sewaktu-waktu Anda menghadapi ornag tua yang mulai mogok makan dan menolak minum obat, jangan paksa orang tua Anda untuk patuh pada keinginan Anda. "Bujuk orang tua Anda dengan logika, jangan pakai emosi," kata Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis, psikolog. Beri pengertian bahwa jika tidak makan dan tidak minum obat, sakitnya akan semakin terasa. Nila sudah diputuskan untuk merawat orang tua kita di rumah, memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan dan obat-obatan adalah kewajiban kita. Dibutuhkan ekstra kesabaran untuk merawat orang tua kita.
Dengan segala keterbatasannya, orang tua kita sangat membutuhkan sosok yang bisa mendengarkan curahan hatinya. Mengunjungi kamarnya dan mengajaknya bicara dapat Anda lakukan bergantian dengan anak-anak Anda, cucu kesayangan orang tua Anda. Berada di lingkungan orang-orang yang masih mencintainya membuat hidup orang tua kita lebih baik.
Dengan menjalani komunikasi dengan orang tua, kita pun akan memahami apakah mereka sudah menerima kondisinya atau belum. Pasien yang menyadari bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, biasanya akan menyadari secara naluri. "Kalau pasien berkata,'Dok, saya sudah lelah,' nah itu memang betul-betul waktunya sudah semakin dekat," pungkas Maria.
Aprilia Ramadhani
Konsultan: dr. Maria Astheria Witjaksono, MPALLC (FU) & Prof. DR. Fawza Aswin Hadis
Perawatan paliatif akan disarankan kepada pasien dan keluarganya bila penyakit tidak dapat disembuhkan, atau tindakan operasi akan memperburuk kondisinya. Perawatan paliatif adalah perawatan yang diberikan (di rumah) untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan menangani gejala fisik yang muncul. Setelah tidak merasakan sakitnya, pasien akan lebih mudah menerima kondisinya dengan lebih ikhlas dan tenang. Hidup pasien yang tidak merasa kesakitan juga bisa lebih berkualitas. Mereka bisa menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan melakukan keinginan mereka dna tidak hanya terbaring di tempat tidur.
"Misalnya saja pasien yang berprofesi dosen. Ia masih dapat menulis buku untuk mahasiswanya. Sambil menjalani sisia hidupnya, pasien ini bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya, keluarga, dan orang lain," Maria memberi contoh. Meski tidak bisa menyembuhkan penyakit, perawatan paliatif bisa membuat pasien merasa nyaman dengan menghilangkan gejala-gejala penyakit yang muncul. Bila sewaktu-waktu Anda menghadapi ornag tua yang mulai mogok makan dan menolak minum obat, jangan paksa orang tua Anda untuk patuh pada keinginan Anda. "Bujuk orang tua Anda dengan logika, jangan pakai emosi," kata Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis, psikolog. Beri pengertian bahwa jika tidak makan dan tidak minum obat, sakitnya akan semakin terasa. Nila sudah diputuskan untuk merawat orang tua kita di rumah, memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan dan obat-obatan adalah kewajiban kita. Dibutuhkan ekstra kesabaran untuk merawat orang tua kita.
Dengan segala keterbatasannya, orang tua kita sangat membutuhkan sosok yang bisa mendengarkan curahan hatinya. Mengunjungi kamarnya dan mengajaknya bicara dapat Anda lakukan bergantian dengan anak-anak Anda, cucu kesayangan orang tua Anda. Berada di lingkungan orang-orang yang masih mencintainya membuat hidup orang tua kita lebih baik.
Dengan menjalani komunikasi dengan orang tua, kita pun akan memahami apakah mereka sudah menerima kondisinya atau belum. Pasien yang menyadari bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, biasanya akan menyadari secara naluri. "Kalau pasien berkata,'Dok, saya sudah lelah,' nah itu memang betul-betul waktunya sudah semakin dekat," pungkas Maria.
Aprilia Ramadhani
Konsultan: dr. Maria Astheria Witjaksono, MPALLC (FU) & Prof. DR. Fawza Aswin Hadis