
Sosok Maudy Koesnaedi terkenal berkat perannya di Sinetron Si Doel Anak Sekolahan sebagai Zaenab, perempuan berparas ayu berambut hitam panjang. Sejak itu ia lebih dikenal sebagai sosok Zaenab dengan rambut panjangnya itu. Ditambah dengan kontrak produk perawatan rambut, Maudy akhirnya tak pernah tampil dengan rambut pendek.
Padahal, sejak kecil Maudy adalah anak yang sangat tomboi dan selalu berambut pendek. “Saya kalau potong rambut bukan di salon tapi di barber shop,” kenangnya. Teman-temannya juga kebanyakan laki-laki. Meski begitu, tak seperti anak tomboi lain yang cuek pada penampilan, Maudy sangat perhatian pada perawatan rambutnya. “Saya pakai apa saja yang ditulis di majalah, mulai dari jeruk nipis, lidah buaya, kemiri, cemceman, telur, apel. Karena rambut saya pendek, jadinya tebal sekali.”
Itulah yang menyebabkan rambut Maudy menjadi sangat indah ketika akhirnya ia memutuskan untuk memanjangkan rambut. “Waktu itu saya ikut pemilihan model sampai Abang-None, lalu dapat iklan sampo. Eh ternyata rambut panjang menghasilkan uang ya, bisa buat bayar sekolah. Akhirnya sampai sekarang saya berambut panjang terus,” ujar Maudy.
Setelah menikah dengan Frederik Johannes Maijer yang merupakan keturunan Belanda, Maudy mulai berhenti menggunakan bahan alami di rambutnya. “Suami tidak tahan baunya,” kata Maudy. Untungnya ia mendapat fasilitas perawatan dari brand yang mengontraknya sebagai brand ambassador sehingga ia bisa menggunakan sampo, kondisioner, serum, masker, semuanya lengkap kapan pun ia butuhkan. “Saya lebih senang merawat rambut ketimbang kuku atau wajah.”
Pernah ia mengalami kerontokan rambut yang parah saat syuting film Soekarno. Sebagai pemeran Inggit Garnasih, Maudy harus rela rambutnya yang panjang sepinggang itu disanggul selama berjam-jam dan dicat warna putih untuk memberi kesan uban. “Rontok sampai saluran air ketutupan rambut dan kalau diikat seperti ekor tikur,” kenangnya. Namun keadaan itu membaik setelah Maudy memutuskan memotong rambutnya yang rusak dan memberi poni, lalu melakukan perawatan yang lebih intensif.
Teks: Tenni Purwanti
Foto: Wijayanti Kusumawardini
Padahal, sejak kecil Maudy adalah anak yang sangat tomboi dan selalu berambut pendek. “Saya kalau potong rambut bukan di salon tapi di barber shop,” kenangnya. Teman-temannya juga kebanyakan laki-laki. Meski begitu, tak seperti anak tomboi lain yang cuek pada penampilan, Maudy sangat perhatian pada perawatan rambutnya. “Saya pakai apa saja yang ditulis di majalah, mulai dari jeruk nipis, lidah buaya, kemiri, cemceman, telur, apel. Karena rambut saya pendek, jadinya tebal sekali.”
Itulah yang menyebabkan rambut Maudy menjadi sangat indah ketika akhirnya ia memutuskan untuk memanjangkan rambut. “Waktu itu saya ikut pemilihan model sampai Abang-None, lalu dapat iklan sampo. Eh ternyata rambut panjang menghasilkan uang ya, bisa buat bayar sekolah. Akhirnya sampai sekarang saya berambut panjang terus,” ujar Maudy.
Setelah menikah dengan Frederik Johannes Maijer yang merupakan keturunan Belanda, Maudy mulai berhenti menggunakan bahan alami di rambutnya. “Suami tidak tahan baunya,” kata Maudy. Untungnya ia mendapat fasilitas perawatan dari brand yang mengontraknya sebagai brand ambassador sehingga ia bisa menggunakan sampo, kondisioner, serum, masker, semuanya lengkap kapan pun ia butuhkan. “Saya lebih senang merawat rambut ketimbang kuku atau wajah.”
Pernah ia mengalami kerontokan rambut yang parah saat syuting film Soekarno. Sebagai pemeran Inggit Garnasih, Maudy harus rela rambutnya yang panjang sepinggang itu disanggul selama berjam-jam dan dicat warna putih untuk memberi kesan uban. “Rontok sampai saluran air ketutupan rambut dan kalau diikat seperti ekor tikur,” kenangnya. Namun keadaan itu membaik setelah Maudy memutuskan memotong rambutnya yang rusak dan memberi poni, lalu melakukan perawatan yang lebih intensif.
Teks: Tenni Purwanti
Foto: Wijayanti Kusumawardini