
Banyak hal bisa memicu otak untuk mudah melupakan sesuatu. Jangankan orang tua, kita yang relatif masih muda pun sering mengalaminya. Contohnya, setelah 'mabuk' mencari ke seluruh penjuru rumah, ternyata kunci mobil yang baru saja kita pegang, ditemukan di dalam vas bunga!
Ternyata -selain faktor usia- ada beberapa hal yang bisa memicu orang tua kita menjadi cepat lupa, antara lain:
Kekurangan vitamin B12
Vitamin B12 yang merupakan bahan pembuat sel darah merah banyak terdapat pada ikan, daging, dan tempe. Riset membuktikan, kekurangan vitamin B12 dapat menghapus memori. Vitamin ini bekerja sebagai pelindung milea -zat yang membungkus saraf. Artinya, kalau kita kekurangan vitamin B12, maka lapisan milea kita jadi tipis dan mudah rusak. Kerusakan milea mengakibatkan menurunnya impuls saraf, yang selanjutnya berakibat hilannya memori. Kekurangan vitamin B12 bisa terjadi antara lain karena orang tua kita malas mengunyah, atau tubuhnya sudah tidak maksimal lagi menyerap nutrisi.
Tekanan darah tinggi
Cek tekanan darah orang tua Anda secara rutin, minimal satu kali sebulan. Tekanan darah yang tinggi dapat merusak dinding bagian dalam pembuluh arteri, seperti robek atau pecah dan membentuk jaringan parut, sehingga memperberat kerja arteri. Darah jadi sulit mengalir ke bagian-bagian penting, seperti otak, sehingga menganggu memori. Menjaga tekanan darah tetap normal dapat mencegah terjadinya kepikunan.
Sedang menjalani pengobatan asma dan arthritis
Obat untuk kedua penyakit ini mengandung Corticosteroid. Mengonsumsi obat jenis ini dalam jangka waktu lama, misalnya 6 bulan, dapat mengganggu memori. Malah disebut-sebut obat jenis ini dapat mematikan dan menghilangkan sel otak dari hippocampus. Bila orang tua Anda sedang menjalani pengobatan ini, pastikan tidak dikonsumsi dalam waktu lama.
Depresi
Ditinggal mati oleh pasangan bisa mengakibatkan depresi bagi orang tua. Dan depresi bisa menyebabkan menurunnya zat kimiawi otak seperti serotonin atau norephinephrine. Kedua zat kimiawi ini penting bagi proses mengingat. Depresi berlarut-larut berdampak buruk bagi memori di otak. Sebaiknya orang tua Anda menjalani terapi bila ia depresi pasca ditinggalkan oleh pasangan hidupnya.
Foto: Getty Image