
Dulu, ketika berusia 20-an, saya tidak paham ketika wanita usia 40-an mengatakan sekarang ia sudah sangat mengenal dirinya. Saya pikir, tentu kita yang paling mengerti siapa diri kita. Ternyata, itu memang pernyataan yang akan kita ketahui dengan sendirinya seiring berjalanannya waktu.
Kendati demikian, kehidupan kita sebagai manusia dewasa tidak serta merta menjadi stagnan. Psikolog Roslina Verauli menyatakan proses pencarian jati diri akan terus berlangsung di setiap tahap kehidupan. Ini dirasakan langsung oleh Sari Iskandar. Pengacara berusia 47 tahun ini mengatakan momen terbaik di setiap tahap kehidupannya berbeda-beda karena targetnya pun berbeda.
Di usia 20-an, target Sari adalah bisa bekerja dengan nilai kompensasi yang sesuai. Dekade berikutnya, target Sari berkembang. Ia ingin memiliki firma hukum sendiri. Setelah firma hukum berdiri, Sari menghadapi tantangan lain yaitu bagaimana membawa law firm baru ini di tengah banyaknya law firm di Jakarta. Target berikutnya, maintenance para klien. Sekarang, ia sedang berusaha agar firma hukumnya bisa bertahan sampai ia tidak lagi aktif bekerja.
“Usia 40-an adalah momen kritis,” katanya. Ini adalah level dewasa madya. Di tahap ini, kata Roslina, mulai ada dorongan untuk mengembangkan orang lain, misalkan anak-anak kita atau junior di tempat kerja. “Orientasi hidupnya berubah. Tidak hanya memikirkan dirinya sendiri”. Di situ, muncul kebijaksanaan seseorang yang, menurut Roslina, akan menentukan apakah ia akan menjadi orang tua yang bahagia. Jadi, sudahkah Anda mengenal jati diri Anda sendiri?