Kehadiran "Star Wars: The Last Jedi" sudah saya tunggu-tunggu sejak akhir 2015, begitu saya usai menonton "Star Wars: The Force Awakens."
Meninggalnya Carrie Fisher juga menambah pertanyaan dalam benak saya, seperti apa kelanjutan ceritanya.
Cerita behind the scenes tentang kegigihan tim yang dipimpin oleh sutradara-penulis skenario Rian Johnson yang memilih mengubah naskah dan mengambil ulang beberapa scene agar tidak perlu membuat adegan Princess Leia dalam bentuk digital membuat saya semakin penasaran.
Tanpa ingin terpengaruh penilaian beberapa teman yang sudah menonton (plus beragam review di dunia maya). saya menonton film ini. May the force be with me, during the show!
Sepanjang film, yang saya inginkan hanya agar film ini jangan berakhir. Rian Johnson ("Looper") berhasil melanjutkan saga antargalaksi dari George Lucas ke J.J Abrams dengan sentuhannya sendiri.
Memang, sih, agak sedikit canggung melihat akting Mark Hamill di awal film, namun selanjutnya saya sangat menikmati perlawanan Resistance melawan kekuasaan First Order yang dipimpin Snoke.
Adam Driver berhasil mempermainkan perasaan saya ketika aksinya sebagai Kylo Ren diuji oleh Snoke. Dan Daisy Ridley sebagai Rey menunjukkan bahwa, di tengah isu inklusivitas, wanita juga bisa mendominasi film aksi.
Namun di film ini favorit saya Oscar Isaac yang memerankan Poe Dameron, komandan Starfighter untuk Resistance yang begitu dipercaya oleh Princess Leia.
Banyak kejutan kecil yang membuat perut sedikit menggelitik. Cerita yang tidak terlalu ringan (untuk film aksi di galaksi), tidak mudah ditebak, dan 'tega' memberi ending untuk tokoh penting membuat saya harus tetap konsentrasi agar tidak tertinggal cerita dan perbincangan.
Mungkin Carrie Fisher sudah tiada, namun Princess Leia masih memipin Resistance. Sungguh pintar perasaan ini dibuat penasaran lagi menunggu hingga Episode IX dirilis tahun 2019. J.J Abrams dan Rian Johnson, saya tunggu!
Foto: Lucasfilm