
Setiap orang punya ekspektasi tersendiri terhadap pekerjaannya, dan pada apa yang diberikan oleh perusahaan tempat ia bekerja.
Ada tiga faktor yang bisa jadi tolok ukur kebahagiaan karyawan. Jika Anda seorang pemimpin, kenali faktor ini agar Anda bisa mengatasinya. Apalagi jika sebagian besar karyawan Anda berasal dari Generasi Milenial.
1. Bonus yang tidak sepadan
Kebijaksanaan tiap perusahaan berbeda-beda soal bonus. Ada yang hanya diberikan jika perusahaan untung (besar), ada yang jadi gaji ke-14 hingga kesekian.
Jobstret.com Indonesia mengadakan survei terhadap 27 ribu responden, dan 6.200 di antaranya (faktor terbesar) merasa bahwa bonus yang diberikan perusahaan tidaklah sepadan dengan apa yang telah mereka kerjakan.
2. Terbatasnya kesempatan pengembangan karier
Faktor ini terutama dirasakan oleh para Milenial, yang kadang-kadang ingin mencapai segala sesuatunya secara instan.
Sebagai pemimpin, Anda harus menyiapkan jenjang karier di tiap posisi, sehingga para karyawan tahu ke mana arah mereka. Bahkan jika karier mereka mentok, mereka tahu bisa berkembang ke mana saja, atau bisa melakukan hal apa lagi.
3. Gaya kepemimpinan manajemen yang kaku
Lagi-lagi faktor ini paling dirasakan oleh Milenial. Manajemen yang tertutup dan mementingkan senioritas dianggap terlalu kaku.
Tiap perusahaan punya karakter tersendiri, termasuk gaya kepemimpinan manajemen. Tak semua perusahaan cocok menerapkan manajemen terbuka yang cenderung informal, bahkan di dunia kreatif sekalipun.
Yang pasti, manajemen yang fleksibel, berpikiran terbuka, transparan, dan tidak diskriminatif adalah gaya manajemen yang kini dianggap paling menyenangkan.
Bahan tambahan: Zornia