.jpg)
Jika Anda berambisi menurunkan berat badan dengan melakukan diet ketat, hati-hati, deh.
Hanya makan sekali sehari atau hanya membatasi asupan buah-buahan? Bisa-bisa, bukan lemak yang berkurang, melainkan tubuh lemas tak bertenaga. Nafsu makan jadi tak terkendali, dan diet pasti gagal total.
Mengurangi makan tanpa berolahraga atau mengonsumsi obat penurun berat badan kadang bisa menurunkan berat badan beberapa kilogram. Namun sering kali penurunan berat badan itu tidak berlanjut.
Menurut dr. Phaidon L Toruan, MM, dokter yang merancang kebutuhan nutrisi atlet, dalam bukunya berjudul Fat-loss Not Weight-loss: Gemuk Tapi Ramping, diet tanpa olahraga dan/atau melakukan diet yang kurang tepat, akan membuat tubuh mengalami berbagai hal, antara lain:
Kehilangan massa otot
Dengan tidak berolahraga maka Anda tidak menjaga massa otot yang salah satu fungsinya adalah membakar kalori. Untuk menjaga massa otot, Anda disarankan melakukan latihan beban.
Kehilangan air karena kehilangan karbohidrat
Nutrisi ini adalah sumber energi utama tubuh. Karbohidrat yang berikatan dengan air akan disimpan dalam otot dan hati dalam bentuk glikogen. Maka, jika Anda mengurangi konsumsi karbohidrat akan mengurangi air dan glikogen di dalam tubuh.
Kehilangan air karena kehilangan garam
Garam membuat tubuh menahan air. Ketika Anda melakukan diet, misalnya hanya makan buah dan sayuran, secara tidak sadar konsumsi garam turut berkurang. Akibatnya, kandungan air yang tertahan dalam tubuh juga berkurang.
Diet Anda tidak berhasil sebenarnya lebih sering karena faktor fisiologis, bukan psikologis. Karena mengurangi karbohidrat dengan drastis, tubuh dalam kondisi fat defensive mode. Tubuh mungkin lebih kurus, tapi tidak sehat karena zat yang hilang adalah air dan karbohidrat.
Sebaiknya, ketika Anda menjalani diet, pastikan zat yang menghilang dari tubuh adalah lemak, bukan air, karbohidrat, atau massa otot. Hal ini bisa diukur dengan alat yang pengukur persentasi lemak tubuh, yaitu body fat monitor dan fat caliper.