
Setiap orang berpotensi menjadi teman yang menguras emosi, termasuk Anda sendiri.
Kadang-kadang seseorang bisa menjadi toxic friend karena kondisi tertentu.
Tiga tipe berikut tak harus Anda jauhi, namun saat berteman dengan mereka, Anda harus lebih bijak, karena kondisinya rawan menjadikannya racun bagi lingkungan sosialnya.
1. Hamil, menjelang haid, dan menopause.
Jangan kesal dulu dan menganggap saya diskriminatif. Jika teman hamil, tentu saja Anda ikut berbahagia, apalagi jika itu kehamilan yang dinanti-nanti. Namun tahukah Anda kalau bila tidak ditangani dengan tepat, gejolak hormon dalam tubuhnya bisa menjadi biang keladi emosi tak terkendali?
Dan akan menyebalkan jika Anda jadi pelampiasan emosi itu, sembilan bulan lamanya, sepanjang kehamilannya.
Sama halnya dengan teman sedang PMS atau menopause; hormon mereka sedang bergejolak atau justru heboh menjelang tutup buku. Jika teman Anda yang sedang mengalami PMS atau menopause terkenal moody, menyingkir dulu untuk sementara adalah jalan tengah win-win.
Bila tidak ditangani dengan tepat, gejolak hormon dalam tubuh dapat menjadi biang keladi emosi yang tak terkendali.
2. Teman yang baru menikah atau baru bercerai
Tak semua orang bisa dengan mulus melewati perubahan status tersebut. Tak heran bila mereka banyak berkeluh kesah.
Anda adalah teman yang baik jika mau mendengarkan curhat mereka. Namun jika Anda merasa down karena mendengarkan cerita mereka, mungkin sudah saatnya teman Anda itu minta bantuan profesional, atau tawarkan bantuan kepadanya di luar mendengarkan curhatannya; memasak bareng atau nobar virtual, mungkin?
3. Teman yang tidak percaya diri
Tipe begini cenderung menularkan rasa low self-esteem-nya pada lingkungan terdekatnya. Kadang-kadang ditambah bumbu dia merasa jadi orang termalang sedunia.
Jika nasihat Anda tidak mempan atau rasa percaya dirinya makin menuju titik nadir, berkonsultasi dengan ahlinya adalah solusi tepat. Teman Anda bisa meningkatkan rasa percaya dirinya, Anda mendapatkan teman yang lebih optimistis!
Foto: Katy Anne/Unsplash