.jpg)
Tahukah Anda kalau ada empat tahap menemukan cinta sejati, dan telah terbukti secara ilmiah?
Selama lebih dari 20 tahun para peneliti telah menemukan fakta bahwa ada empat tahap dalam menemukan cinta sejati. Dan tahapan ini terjadi berapa pun usia Anda saat jatuh cinta.
Anda boleh menyebut empat tahap ini apa saja, tapi intinya, sih, sama saja. Saling tertarik, jalan bareng atau pacaran, jatuh cinta, dan akhirnya menjadi cinta sejati.
1. Saling tertarik
Tahu, dong, bagaimana rasanya saat tertarik pada seseorang. Anda bisa langsung merasakannya ketika baru 30 detik bertemu, atau perasaan ini datang ketika seseorang jadi 'tidak biasa' lagi di mata Anda. Umumnya tahap ini disertai bukti fisik; jantung berdebar, telapak tangan berkeringat, bahkan mungkin pupil mata Anda membesar. Perubahan fisik ini sering disebut reaksi kimia, adanya chemistry. Menurut riset, sebagian besar wanita malah tak akan beralih ke tahap selanjutnya jika tak merasakan reaksi ini.
Sayangnya, reaksi kimia ini hampir tak ada hubungannya dengan cinta sejati. Ini adalah reaksi dari daya tarik seksual, karena tubuh Anda mengeluarkan hormon norepinephrine. Hormon ini membuat Anda memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut soal perasaan ini.
2. Jalan bareng atau pacaran
Anda memutuskan bahwa tak ada salahnya mencoba membina hubungan dengan pria yang menimbulkan reaksi kimia pada Anda itu. Jalan bareng, berkencan, hingga akhirnya jadian atau pacaran. Di tahap ini, otak Anda mencoba menentukan apakah pria ini pantas membuat Anda jatuh cinta. Di tahap ini pula, biasanya wanota menghasilkan hormon dopamine dan oxytocin, sementara pria menghasilkan hormon dopamine, testosteron, dan vasopressin.
Dopamine dihasilkan saat pria dan wanita merasa senang dan bersemangat karena tahu bisa mmemenangkan perhatian orang yang diincarnya. Oxytocin akan dihasilkan ketika Anda mulai berciuman, berpelukan, hingga menjadi bergairah secara seksual. Pria juga mengeluarkan hormon vasopressin ketika gairah seksualnya meningkat, dan testosteron setiap kali ia mendapatkan perhatian. Jika semua berjalan lancar, reaksi dari hormon ini adalah sensasi indahnya jatuh jatuh inta.
3. Jatuh cinta
Para peneliti di Italia menemukan bahwa ketika Anda jatuh cinta, hormon Anda berantakan. Contohnya, hormon stres yaitu cortisol justru meningkat. Tak heran Anda sulit makan dan tidur kalau sedang jatuh cinta. Faktanya, hormon bahagia Anda justru menurun. Perasaan bahagia yang Anda rasakan bukan karena hormon endorfin meningkat, melainkan karena bagian otak Anda, amygdala, sedang tak berfungsi, sehingga tak ada peringatan bahwa cortisol Anda meningkat.
Peneliti di Inggris juga menemukan bahwa bagian otak lain, yaitu ventromedial prefrontal cortex, juga tak berfungsi optimal. Bagian otak ini membantu Anda membuat keputusan (makanya cinta itu buta, kan?). Anda pun tak bisa menilai jujur kekasih Anda. Tentu saja tahap ini hanya sementara. Ketika otak Anda kembali stabil, kadang banyak yang tak menerima kenyataan, dan akhirnya berpisah. Atau, Anda justru melanjutkan ke tahap berikutnya.
4. Cinta sejati
Tahap ini baru bisa dicapai jika Anda dan pasangan sama-sama stabil, dan bisa menilai masing-masing secara jujur. Namun yang pasti, penilaian yang Anda lakukan adalah penilaian yang fokus pada sisi positif dari pasangan. Anda melihat kesamaan Anda dan pasangan soal moral, cinta kasih, dan cinta tak bersyarat. Cinta Anda berdua tak lagi hanya tentang gairah, walau gairah tetap menyala.
Sudahkah Anda sampai ke tahap ini?
[Baca juga ramalan cinta Anda sesuai zodiak]