
Atasan saya pernah bilang, ilmu itu bisa kita pelajari di mana saja, termasuk di tempat kerja. Namun kesopanan alias manner dan attitude utamanya harus dipelajari dari rumah, baru, deh, disempurnakan di tempat kerja.
Karena itu, mendidik anak bicara sopan harus Anda mulai dari rumah, apalagi jika anak Anda masih kecil. Mendidik anak bicara sopan dan baik itu akan lebih ampuh jika porsi terbesarnya melalui pemberian contoh sehari-hari dari orang tua.
Anda bisa mengajarkannya dengan aturan berikut:
1. Bergiliran dalam bicara dan mendengarkan
Bercakap-cakap adalah aktivitas yang bergantian, antara 'berbicara' dan 'mendengarkan'. Harus bergantian agar percakapan jadi menyenangkan. Jika anak Anda ingin bercerita tentang pengalamannya di sekolah, dengarkan dulu. Jangan Anda sela dengan cerita tentang kesibukan Anda di kantor dulu.
2. Harus fokus
Kontak mata adalah alat percakapan terbaik. Menatap lawan bicara berarti anak menghargai lawan bicara. Cara terbaik untuk melatih anak adalah dengan selalu menjaga kontak mata dengan lawan bicara. Segera praktikkan, terutama jika Anda berbicara dengan orang lain dan diperhatikan oleh anak Anda.
[Baca juga cara menumbuhkan sikap asertif pada anak]
3. Gunakan nada wajar
Latih anak untuk menggunakan nada yang wajar saat berbicara, tidak berteriak atau menjerit, namun bukan berbisik atau bergumam. Orang tua yang berbicara dengan intonasi keras di rumah biasanya juga akan ditiru oleh anaknya, seperti ditemukan pada keluarga-keluarga di Indonesia dari etnik tertentu.
Jika demikian, pastikan anak Anda tahu intonasi mana yang digunakan di rumah dan bisa dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang lebih luas.
4. Jaga kecepatan berbicara
Bila sedang bersemangat, kadang-kadang anak bicara terlalu cepat sehingga tidak jelas apa yang dikatakan. Ingatkan anak tarik napas, dan melambatkan bicaranya. Sabarlah mendengarkan anak yang bicaranya lambat, atau mencoba mencari-cari kata yang tepat.
5. Menunggu saat yang tepat untuk berbicara
Kadang-kadang kepala anak begitu penuh informasi, sehingga ia 'menyerbu' dengan cerita-ceritanya saat Anda belum siap mendengengarkan. Agar anak tetap mendapat respons yang baik, ajarkan ia menunggu. Misalnya, dengan mengatakan, “Kamu semangat sekali bercerita, tapi kita habiskan dulu makan malamnya, ya."
Yang penting, anak tahu bahwa ia didengarkan dan diperhatikan. Faktanya, anak yang tinggal di lingkungan keluarga besar bisa mendengar hingga 12.000 kata dalam sehari, sedangkan anak dari keluarga kecil hanya sekitar 670 kata.
Bahan: Stanford Psychologists
Klik artikel asli di sini
Sumber: Ayahbunda.co.id