
Hujan-hujan paling enak makan sepotong baked cheese tart yang memadukan gurihnya keju, rasa asam khas lemon, juga sedikit manis dari kulit pai yang menyangganya.
Dimakan dingin pun cheese tart ini sangat lezat. Adonan di tengah painya membuat kita ingin makan lagi dan lagi. Iya, kan?
Cheese tart panggang ala Hokkaido, Jepang, itu kini sangat populer di Indonesia. Beragam toko cheese tart bisa ditemui di mal, dan bisa dipesan pula lewat transportasi online.
Namun sebelum Anda menghabiskan beberapa potong cheese tart ala Hokkaido ini (seperti salah satu rekan kerja saya), cek dulu fakta nutrsi di balik cheese tart yang lezat ini.
1. Cheese tart yang dipanggang umumnya memiliki kulit pai yang crunchy. Adonan 'emas' di tengahnya merupakan gabungan telur dan keju dari cream cheese. Di beberapa toko, ada varian rasa untuk adonannya, seperti matcha, cokelat, bahkan telur asin (nyam!).
2. Cheese tart baik fresh dari oven atau didinginkan mengandung gula dan lemak yang tinggi, begitu pula kandungan tambahan atau yang diproses.
3. Cheese tart yang dipanggang dalam ukuran kecil (sebesar setangkup tangan wanita) mengandung setidaknya 225 kalori dan 15,6 gram lemak. Bahkan jika cheese tart memakai cream cheese dan susu yang rendah kalori, cheese tart tetap kaya lemak dan kalori.
4. Kalori yang dikandung dua potong cheese tart ukuran kecil setara dengan dua sendok nasi plus secangkir sayur bayam dan sepotong daging (90 gram). Tentunya nutrisinya sama sekali tidak setara, kecuali mungkin lebih tinggi di lemak, gula, dan karbohidrat.
5. Kalori dalam sepotong cheese tart bisa Anda bakar dengan beberapa cara, antara lain:
- Menari mengikuti musik favorit Anda selama 45 menit.
- Joging selama 30 menit.
- Menyapu halaman yang kotor selama 45 menit, termasuk mengangkat sampah dan memotong rumput.