Museum Macan kembali membuat pameran baru, bertajuk "Present Continous/ Sekarang Selamanya." Pameran ini merupakan sebuah proyek kolaboratif yang melibatkan organisasi seni, kurator, dan perupa dari berbagai daerah Indonesia.
Judul ini diinterpretasikan dalam karya-karya yang sangat unik. Secara visual seluruh karya gterlihagt berbeda, namun memiliki benang merah dalam maknanya. Kelima karya pada pameran ini seluruhnya membahas tentang memori, pikiran, budaya, dan realitas yang terjadi di daerahnya masing-masing.
Perupa pertama yang terlibat adalah Arifa Safura & DJ Rencong dari Banda Aceh yang mengangkat memori kolektif dari perempuan yang mengalami trauma akibat konflik di Aceh. Ada juga Mira Rizki, yang membuat instalasi dengan konsep "komunitas berpagar" dan memanfaatkan elemen audio sebagai bagian dari karyanya.
Muhlis Lugis dan Kolektif Udeido justru membuat karya yang terinspirasi dari budaya yang ada di daerahnya. Muhlis Lugis mengambil inspirasi dari cerita rakyat Bugis tentang Sangiang Serri dan Meong Mpallo. Sedangkan Kolektif Udeido menggabungkan cerita rakyat, nyanyi-nyanyian tradisional, dan harapan akan kondisi Papua yang lebih damai.
Terakhir ada karya dari Unit Pelaksana Terrakota Daerah yang membuat karya berbentuk Hawu atau tungku raksasa pembakar keramik. Hawu ini simbol dari sembilan pabrik genteng (Jebor) di Majalengka yang juga ditampilkan pada pameran ini.
Anda bisa melihat karya-karya dari pameran Present Continous/Sekarang Selamanya secara langsung dan utuh di Museum Macan mulai 15 Januari hingga 15 Mei 2022.
Foto: Museum Macan