Apa yang dulu dianggap benar bisa saja tinggal mitos untuk saat ini. Bagaimana menurut Anda; apakah 6 mitos baru dalam perkawinan ini benar-benar mitos atau fakta?
1. Pasangan Anda adalah prioritas
Jika Anda ingin pasangan bahagia, maka bahagiakan dulu diri Anda, dong. Memang, sih, terdengar klise, tapi Anda tak akan bisa mencintainya setulus hati jika Anda tidak mencintai diri sendiri.
2. Hal menggemaskan bisa berubah menyebalkan
Salah; hal menyenangkan akan terus terlihat menggemaskan karena Anda dan pasangan saling menerima kekurangan atau 'kegilaan' masing-masing. Dengan syarat, cinta itu terus menyala.
3. Redakan amarah sebelum tidur
Ini kurang tepat. Saat Anda dan pasangan sedang bertengkar hebat, mungkin Anda berdua belum bisa berpikir jernih saat itu juga. Memaksakan diri untuk menyelesaikan masalah sebelum tidur malah bisa bikin masalah makin ke mana-mana.
Tidur bisa menghentikan amarah untuk sementara, dan saat terbangun keesokan harinya, Anda berdua memiliki perspektif berbeda tentang masalah semalam. Yang penting bukan siapa yang salah, tapi bagaimana menyelesaikannya berdua. Iya, kan?
4. Uangmu uangku
Uangnya memang jadi uang Anda, alias gajinya Anda yang kelola. Namun, tahukah Anda kalau pasangan Anda punya side job? Ke manakah uang tambahannya itu? Masuk rekening tabungan anak-anak? Diputar untuk bisnisnya? Membelikan Anda sebentuk cincin berlian? Atau dipakai hang out bersama teman-temannya?
Tak masalah, sih, uang itu tak Anda pegang. Pastikan saja Anda tahu ia punya pendapatan dari mana saja.
5. Setiap orang punya batasan masing-masing
Anda dan pasangan memang individu yang berbeda. Namun saat menikah, kedua individu ini menyatu tanpa ada yang lebih unggul, atau lebih benar. Ruang yang terjadi di antara Anda dan pasangan adalah tempat Anda mengusahakan perkawinan ini, dan bagaimana Anda berdua menghargai perkawinan ini. Dengan kata lain, sih, batasan itu sudah hilang, karena adanya kompromi.
6. Cinta mengalahkan segalanya
Perkawinan yang berhasil butuh kerja keras. Contohnya dalam mengasuh anak. Begitu pula soal pekerjaan dan finansial. Belum lagi urusan dengan keluarga mertua, tuh....
Cinta bisa membantu Anda melewati rintangan, tapi Anda berdua harus mau mengusahakannya bersama. Dan setiap perkawinan punya tahapan-tahapan sendiri. Yang penting, Anda dan pasangan bersedia mendengarkan satu sama lain.