
Bila Anda bermaksud menikah atau menikah lagi, jangan biarkan cinta membutakan penilaian Anda terhadap calon pasangan.
Lebih baik sakit sebentar di depan daripada merana berkepanjangan di kemudian hari. Secinta apa pun Anda pada sang pujaan hati, sebaiknya hindari 7 jenis pria berikut untuk dijadikan suami.
1. Suka berkata kasar dan melakukan kekerasan fisik
Pria seperti ini benar-benar Big No-no untuk dijadikan suami. Kecuali kalau mental dan fisik Anda sekuat baja untuk menghadapi kata-kata kasarnya setiap hari, atau rela dijadikan samsak tinjunya setiap kali mood-nya memburuk. Bukan hanya Anda yang menderita, hal itu juga tidak baik untuk perkembangan psikologis anak-anak Anda.
2. Suka mempermalukan Anda di depan orang lain
“Lihat, nih, sekarang badannya udah kayak gajah.” Dan yang ia maksud seperti gajah adalah Anda! Kalimat seperti itu dengan mudah meluncur dari mulutnya tanpa melihat-lihat situasi, misalnya di depan teman-teman Anda atau teman-temannya. Meskipun mungkin dia menganggapnya sebagai bercanda, tetap saja nyelekit di hati Anda. Karena, pada dasarnya ia tidak sensitif pada perasaan orang lain. Dan biasanya, ‘gaya bercanda’-nya itu juga berlaku untuk orang lain. Bisa-bisa, Anda ikut terseret jadi public enemy.
3. Pelit
Orang pelit akan memperhitungkan semua pengeluaran sampai yang sekecil-kecilnya. Urusan gengsi tak masuk dalam kalkulasinya. Bahkan, kalau manusia bisa hidup tanpa makan, dia akan memotong bujet untuk makan, ha ha ha…. Kalau Anda tak punya penghasilan sendiri yang bebas digunakan untuk memenuhi ‘kebutuhan batin’ pribadi (beli baju, sepatu, tas, ke salon, dan sebagainya), lebih baik hindari menikah dengan pria kikir.
Namun, pelit tidak sama dengan sederhana. Pria sederhana hanya tak suka menjalani gaya hidup jor-joran meskipun sesungguhnya ia mampu. Tapi ia tak keberatan mengeluarkan uang untuk hal-hal yang menyentuh hatinya (misalnya membantu orang yang kesusahan) atau untuk hal-hal yang ia sukai.
4. Culas
Ia dengan mudah dan tanpa beban mencatut uang yang lewat melalui tangannya. Alasannya macam-macam; dari uang jasa, uang capek, dan sebagainya. Jangan heran kalau sekali waktu, uang Andalah yang dia selewengkan. Intinya, orang seperti ini memiliki sifat rakus akan materi. Bila ia berhasil duduk di posisi yang ‘basah’, jangan heran bila suatu hari ia akan jadi penghuni tahanan KPK.
5. Menghalalkan segala cara
Orang yang menghalalkan segala cara juga tak kalah berbahaya. Bila merasa kepepet dalam sebuah situasi yang menyulitkan atau membuatnya terdesak, ia akan melakukan apa saja, meskipun melanggar hukum dan nurani. Misalnya berbohong, memfitnah, menyuap, mencuri, mengancam/meneror, atau bahkan membunuh.
6. Tidak setia
Yang ini rasanya tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi, deh. Wanita mana yang tahan hidup dengan suami yang mata dan hatinya gampang melenceng pada wanita lain? Bagaimanapun Anda berusaha merawat penampilan, tetap saja ia rajin melirik dan merayu wanita lain. Bagi pria seperti ini, berhasil menaklukkan sebanyak-banyaknya wanita adalah sebuah prestasi dan pencapaian pribadi yang membuatnya bangga sebagai pria.
7. Pencandu
Ini memang sifat khas wanita, yaitu ingin menjadi ‘penyelamat’ bagi orang-orang ‘bermasalah’ yang ia cintai. Siapa tahu setelah menikah dengan kita, sang pecandu (narkoba atau alkohol) bisa insaf dan kembali ke jalan yang benar. Mungkin memang ada yang berhasil, tapi prosentasenya kecil sekali. Karena, melepaskan diri dari kecanduan dibutuhkan kemauan yang amat-sangat kuat dari diri mereka sendiri.
Memberi kesempatan bagi orang-orang ‘tersesat’ untuk kembali ke jalan yang lurus tentu sebuah niat luhur yang patut diapresiasi. Tapi bila sang pria pujaan masih berstatus sebagai pecandu dan tak kunjung mampu melepaskan diri dari jeratan kecanduannya, bisa dipastikan Anda akan merasa lelah lahir batin sepanjang waktu, dan bisa jadi pula harta Anda ikut terkuras. Kalaupun ia akhirnya berhasil sembuh dari kecanduannya, itu tidak berarti ia sudah bebas selamanya. Anda tetap harus terus-menerus menjaga perasaan dan mood-nya, agar ia tak kembali ke kebiasaan buruknya itu. Nah, sanggupkah Anda menjalaninya?