
Banyak orang mengira bahwa minuman memiliki kalori lebih kecil daripada makanan solid. Nyatanya, kalori dalam milkshake lebih besar ketimbang makanan siap saji apa pun.
Jadi, selain makanan, Anda juga harus memperhatikan apa yang Anda minum. Yang paling baik adalah minum air putih sebanyak mungkin. Bagaimana dengan yang lain?
Soft drink
Minuman jenis kola dan soda tak hanya mengandung gula atau pemanis buatan, tapi juga kafein dalam jumlah relatif besar. Karena itu, hindarai soft drink sebisa mungkin.
Kopi
Ahli diet selalu menyarankan agar kita menjauhi minuman berkafein. Namun, sebenarnya kafein bermanfaat jika dikonsumsi secukupnya.
Menurut survei oleh Harvard Women's Health, minum kopi bisa membantu mengurangi risiko diabetes, Parkinson, pembentukan batu ginjal, serta penyakit jantung. Namun jika berlebihan, kafein bisa membuat jantung berdebar-debar, sulit tidur, sakit kepala, dan gangguan lainnya.
Perhatikan asupan kafein Anda, segera kurangi jika mulai berlebihan (lebih dari 4-5 cangkir per hari). Espresso, minuman ala Italia yang menggunakan metode uap tekanan tinggi, masih mengandung banyak kafein, karena yang terbuang hanya cita rasanya (flavor).
Banyak minum kopi akan membuat Anda 'bangun'. Kopi yang dikombinasikan dengan gula, biskuit, dan cokelat, juga susu, akan merangsang tubuh memproduksi adrenalin.
Bagi yang ingin begadang memang efektif, tapi adrenalin bisa menyebabkan kadar gula darah naik. Adrenalin adalah hormon stres. Kebanyakan hormon ini akan membuat Anda moody dan cepat marah.
Alkohol
Sebagian besar metode diet melarang Anda minum beralkohol, karena alkohol hanya mengandung kalori dan dengan cepat dicerna dalam lambung, lalu segera masuk aliran darah. Beberapa waktu kemudian Anda merasa lapar lagi, atau ingin minum alkohol lagi. Begitu seterusnya sehingga Anda pun 'kecanduan'.
Red wine disebut-sebut baik bagi kesehatan jantung, tapi cukup segelas saja per hari. Lebih dari dua gelas justru meningkatkan risiko penyakit jantung. Bir memiliki IG (Indeks Glikemik) tinggi karena mengandung maltose (sejenis gula ber-IG tinggi). Demikian juga wine yang diberi pemanis buatan.
Bila belum bisa meninggalkan minuman beralkohol sepenuhnya, cobalah bertahap dengan mengurangi porsinya. Terus kurangi sampai Anda benar-benar bisa berhenti.
Bagaimana dengan alkohol yang dimasukkan ke dalam makanan? Jawabannya: Sebaiknya jangan lakukan. Tapi jika pun digunakan, tidak masalah, karena saat dimasak, alkohol akan menguap, yang tersisa tinggal cita rasanya.
Sebagai pengganti alkohol, Anda bisa menggunakan (sedikit saja) orange flower water yang biasa dijual di toko-toko makanan sehat.