
Menyambut kedatangan Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia dari Swedia, Kedutaan Besar Kerajaan Swedia di Jakarta mengundang PESONA mewakili Femina Group melakukan Media Visit ke Stockholm, Swedia, Mei silam.
Selain menyaksikan salju turun di bulan Mei, saya bersama rekan media lain mengunjungi beberapa tempat dan instansi pemerintah yang bisa memberikan gambaran atas kemajuan Swedia hingga saat ini.
Seabad lalu, Swedia termasuk negeri termiskin di Eropa. Kini, ia salah satu kekuatan dunia dengan kreativitas dan berbagai inovasinya, walau jumlah penduduk hanya 10 juta jiwa.
Kita pun bisa belajar banyak dari orang Swedia, setidaknya untuk 5 hal ini, sebelum Anda mengunjungi Swedia.
1. Demokratis
Meski berbentuk kerajaan, Swedia adalah negara demokratis yang sangat menjaga hak asasi manusia, dan tidak kaku. Raja Carl XVI Gustaf menunjukkannya ketika turun pesawat di Indonesia: Ia tidak keberatan membawa koper kabinnya sendiri.
2. Toleran
Keragaman budaya dan agama terjamin di Swedia. Gereja Katarina dan Masjid Agung Stockholm yang letaknya bertetangga juga membuat komunitas Goda Grannar atau Good Neighbors dalam membantu para pengungsi berasimilasi.
Lewat komunitas Goda Grannar, para pengungsi diajarkan berbahasa Swedia, keterampilan yang bisa dipakai untuk mencari nafkah, hingga beradaptasi dengan kebiasaan Swedia.
3. Kreatif
Kebebasan berekspresi membuat orang Swedia tak henti menggali inovasi. Orang tua kita mungkin ingat ABBA jika menyebut musik Swedia. Kita ingat Ericsson, Roxette dan furnitur Ikea, sementara yang lebih muda pasti tahu Icona Pop, Avicii hingga Zara Larsson.
Perusahaan start-up juga didukung penuh di Swedia—kita jadi kenal Spotify, Skype, Minecraft, sampai Candy Crush. Meski banyak yang sudah dibeli oleh perusahaan besar dari negara lain, awalnya mereka adalah start-up kreatif asal Swedia.
4. Walk the talk
Bentuk paling simpel adalah tepat waktu. Pemerintah juga menunjukkan dengan contoh di salah satu negara paling cinta bumi ini.
Bukan hal aneh jika menteri atau pejabat naik bus, bersepeda, atau jalan kaki ke kantor demi mengurangi polusi dan kemacetan, bukan hanya menganjurkan penduduk untuk memilih moda transportasi umum.
Penduduk Swedia, bahkan juga di kota besar seperti Stockholm, senang jalan kaki karena pedestrian sangat nyaman, dan mobil tertib mementingkan pejalan kaki.
5. Menikmati fika
Fika, yang mungkin mirip rehat kopi, adalah waktunya orang Swedia menikmati kopi dan camilan manis, biasanya roti kayu manis, bersama-sama. Artinya, meski sibuk, Anda mesti selalu luangkan waktu untuk rehat sejenak sambil bersosialisasi.
Foto: Zornia