
Selama bertahun-tahun, Anda menapaki jalan wanita karier di satu perusahaan. Kini, di usia tanggung, Anda butuh sesuatu baru; pengembangan karier, karier kedua, atau bahkan berganti karier. Anda tidak gila. Dan yang pasti, Anda tidak sendiri.
Ketika usia sudah di atas kepala empat, berganti karier tak lagi semudah dulu. Pertimbangan semakin banyak (keluarga, jabatan, dan sebagainya), risiko semakin besar (bagaimana jika ternyata rumput tetangga tidak lebih hijau?) dan persaingan semakin ketat (Anda bersaing dengan para fresh graduate yang meminta gaji setengah dari gaji Anda). Tetapi apakah ini berarti Anda mesti, lagi-lagi, memupus mimpi untuk melakukan hal yang benar-benar Anda inginkan? Tentu saja tidak. Anda hanya perlu persiapan khusus sebelum berganti karier, seperti berikut.
#1 Berhenti berlasan
Anda mungkin merasa bahwa karier saat ini adalah konsekuensi dari pilihan yang dibuat bertahun-tahun lalu. Dan karenanya, Anda tak bisa mundur lagi. Ini keliru! Pertama, banyak orang berpikiran untuk berganti karier di usia 40. Menurut situs profesional Careerealism, sebanyak 56% pekerja di Amerika Serikat saat ini ingin berganti karier. Kedua, banyak, kok, orang yang bisa sukses meski berganti karier di usia tanggung (simak cerita David Phillips, seorang marketer yang beralih ke bisnis online di sini).
Sayangnya, ketika Anda sudah menjadi lebih yakin, alasan-alasan lain akan datang menghantui: Ini bukan waktu yang tepat, anak-anak mesti selesai sekolah dulu, saya terlalu tua untuk ini, saya tidak qualified atau malah overqualified. Begitu seterusnya. Alasan tersebut memang masuk akal. Akan tetapi, mau sampai kapan Anda menunggu?
#2 Analisis risiko
Umumnya, seseorang enggan mengambil keputusan berganti karier karena takut gagal. Untuk para wanita karier, ketakutan itu juga dipengaruhi oleh rasa ragu atas kemampuan diri sendirinya. Hal ini diungkapkan oleh Terry Ann Bahr dari University of Nevada Las Vegas, dalam studi Midlife Career Change and Women: A phenomenological examination of the process of change (2009).
Untuk mengatasi hal itu, para wanita karier sebaiknya menganalisis faktor-faktor pertimbangan yang ada. Pisahkan antara real risk dan false risk. Misalnya, ketakutan soal Anda akan tidak disukai di tempat baru. Hal tersebut merupakan false risk, karena Anda tidak benar-benar tahu soal itu. Dan di tempat sekarang pun, belum tentu semua orang menyukai Anda.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah soal tujuan berganti karier. Pastikan bahwa tujuan Anda sangatlah sepadan dengan risiko yang ada. Dengan demikian, Anda akan lebih mudah untuk mendorong diri sendiri untuk mengambil risiko.
#3 Jual pengalaman Anda
Hal lain yang membuat seseorang ragu dalam berganti karier adalah perasaan 'terlalu tua'. Sebaliknya, anggap itu kelebihan Anda. Dua hal yang tak bisa disaingi oleh anak muda adalah usia dan pengalaman. Dibandingkan fresh graduate, Anda telah memiliki bekal pengalaman bekerja, mulai dari yang sifatnya teknis, yang soft skill seperti kemampuan manajerial dan komunikasi, hingga ketangguhan mental dalam menghadapi deadline atau situasi sulit. Di luar itu, portofolio Anda tentu jauh lebih banyak dan memikat. Jangan lupa cantumkan pencapaian Anda selama ini!
#4 Manfaatkan kontak lama
Berusia 40 juga berarti Anda telah bertemu banyak orang dalam hidup. Anda memiliki jaringan lebih luas, dan mungkin pengaruh yang lebih besar pula. Manfaat keuntungan tersebut. Jika Anda masih mencari lowongan karier baru, jangan ragu untuk membuka kontak lama untuk sekadar bertanya informasi. Jika sudah memiliki pilihan, jadikan networking itu sebagai nilai jual untuk pengembangan karier Anda.
#5 Beralih ke bisnis
Bosan jadi wanita karier dan bekerja untuk orang lain? Mungkin juga ini waktunya beralih dan mendirikan bisnis sendiri. Sebelum itu, tentunya Anda perlu mencari tahu soal hal penting yang perlu diketahui wanita bisnis. Anda juga bisa memulai bekerja dari rumah, malah! Apalagi, saat ini peluang bisnis untuk wanita rumahan semakin besar. Anda bisa cek ide-ide bisnis nya di sini.