Saat liburan Lebaran lalu, tentu banyak yang berpelesir ke berbagai negara, kota, dan objek wisata. Anda pun siap mem-posting-nya di media sosial. Kalau perlu, sebanyak-banyaknya.
Tapi, coba pikir-pikir lagi (atau setidaknya, menyeleksinya) sebelum posting.
Menurut hasil survei yang dilakukan dan dirilis pada Juni 2017 oleh Aviva’s Holiday, sebuah perusahaan asuransi perjalanan yang berbasis di Inggris, 73% pengguna media sosial mengaku tak peduli, bahkan muak, melihat foto-foto liburan yang diposting di media sosial, terutama foto-foto yang menurut mereka ‘nggak jelas’.
Media sosial juga dianggap telah ‘membunuh’ tradisi mengirim kartu pos saat berlibur, demikian kesimpulan Aviva.
Survei dengan 2.000 responden tersebut juga mengungkapkan bahwa 63% responden mengaku mereka tidak pernah lagi mengirim kartu pos liburan sejak tahun 2010, sementara 77% mengaku menggantinya dengan ritual memposting foto-foto liburan mereka di media sosial.
Ini alasan mereka: Sejumlah 44% mengaku hanya ingin sekadar meng-update kabar terbaru mereka di hadapan keluarga dan teman-teman. Sementara 21% mengaku ingin memamerkan pengalaman liburan mereka, dan 10% di antaranya mengaku memang niat ingin pamer untuk membuat teman-teman dan kerabat mereka iri.
Lantas, foto-foto liburan seperti apa yang membuat 73% responden tak peduli, bahkan justru muak dan merasa terganggu?
Salah satu yang dianggap paling membosankan adalah foto-foto saat sedang berjemur di pantai tapi hanya memperlihatkan sepasang paha dengan latar belakang pantai yang tak jelas di mana, atau biasa disebut sebagai foto ‘legs on the beach’.
Kalau objek wisatanya indah, unik, dan tak biasa, tentu orang senang melihatnya, bahkan jadi penasaran ingin pergi ke sana juga. Tapi kalau objeknya tak jelas, tentu sangat membosankan.
Berikutnya adalah foto-foto selfie atau wefie yang hanya menyenangkan bagi orang (-orang) yang mempostingnya atau yang ada dalam foto tersebut. Misalnya, foto sedang menyeruput kokktail atau pose-pose konyol yang tidak menginformasikan apa-apa. Apalagi kalau kualitas fotonya pun pas-pasan, kalau tidak bisa disebut buruk.
Yang juga dianggap mengganggu adalah foto-foto ekstrem yang mengusik rasa kemanusiaan, seperti foto pasar daging anjing di Cina atau Korea Selatan, foto manusia atau hewan yang sedang disiksa atau tersiksa.
Demikian juga yang dianggap merusak lingkungan hidup, seperti foto (yang pernah viral) para pengunjung sebuah taman bunga alam di daerah Jawa Tengah, yang wefie sambil duduk dan tiduran di atas hamparan bunga, sehingga membuat bunga-bungaan yang ada jadi rebah dan patah-patah.
Kebetulan, survei ini tidak menanyakan mereka yang kepo dan hobi stalking lewat media sosial. Namun setidaknya, survei ini bisa menyentil kita bahwa, kecuali kita selebritas atau selebgram, tak ada yang peduli pada foto-foto liburan Anda. Hiks....