
Dengan mengusung konsep LifeWear, Uniqlo menciptakan busana siap pakai yang diangkat dari nilai kehidupan masyakarat Jepang.
Sederhana, mengutamakan kualitas, dan memiliki daya tahan yang super adalah kunci dari seluruh koleksi.
Uniqlo LifeWear dimulai sejak tahun 2016, hingga saat ini LifeWear menjadi DNA seluruh koleksi Uniqlo: Memberikan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam presentasi koleksi Fall/Winter 2017, Uniqlo menghadirkan 9 koleksi utama yang memiliki inovasi teknologi, mengutamakan kenyamanan, dan kolaborasi dengan desainer internasional .
Setiap koleksi LifeWear menggunakan teknologi terkini dari Jepang, yang memberikan kenyamanan pada si pemakai dan lebih ringan. Teknologi tersebut antara lain HeatTech, Ultra Light Down, dan Airism, yang merupakan core dari keseluruhan koleksi busana Uniqlo LifeWear.
HeatTech merupakan teknologi yang dirancang untuk memberikan kehangatan pada pemakai saat musim, dingin dengan menyerap kelembapan tubuh dan mengubahnya menjadi panas.
Ultra Light Down adalah jaket yang menggunakan kain dari serat halus serta ringan. Sementara teknologi Airism adalah hasil kerja sama Toray dan Asahi Kasei, produsen serat dan tekstil Jepang.
Airism merupakan pakaian dalam fungsional yang mengatasi kelembapan sehingga langsung terserap ke dalam serat kain.
Uniqlo juga menghadirkan koleksi denim, flanel dan rajut. Salah satunya adalah koleksi Uniqlo U yang berkolaborasi dengan Christopher Lemaire. Koleksi ini merupakan visi dan misi terdepan Uniqlo untuk menciptakan busana di masa depan yang wearable dan stylish.
Kolaborasi dengan desainer internasional sudah beberapa kali dilakukan oleh Uniqlo. Kali ini Uniqlo menggandeng desainer ternama Inggris J.W Anderson. Uniqlo juga kembali menggandeng fashion icon Prancis Ines de la Fressange, yang untuk kali pertama menghadirkan koleksi pria.
Foto: Uniqlo