
Sesuai namanya, Wayang Jurnalis adalah para jurnalis yang berkumpul untuk bermain wayang orang.
Merayakan hari ulang tahun Galeri Indonesia Kaya, Wayang Jurnalis kembali hadir pada 1 Oktober 2017.
Saya juga ikut menjadi salah satu pelakon dalam pementasan ini, bersama 19 rekan media lain. Dari pemimpin redaksi, wartawan senior, hingga para fotografer senior media cetak dan online ramai-ramai berpartisipasi. Saya memerankan ibu Pandawa, Dewi Kunthi, karena penampilan saya dianggap keibuan, he he.
Kami tampil bersama pemain wayang profesional sekaligus mentor kami dari Wayang Orang Bharata. Bimbingan dan pelatihan sekitar lima kali pertemuan oleh para mentor di tengah-tengah kesibukan deadline membuat kami cukup ketar-ketir sebelum hari-H.
Wayang Jurnalis kali ini mementaskan lakon Indraprasata (Amarta Binangun); sebuah kerajaan baru, yaitu Indraprasta, dibangun dengan penuh perjuangan oleh Pandawa. Di awal cerita Pandawa, yaitu Puntadewa, Arjuna, Bima, Nakula, Sadewa, bersama ibu mereka, Dewi Kunthi, terusir dari Astina karena jebakan Kurawa dan melakukan pengembaraan.
Berbagai polemik hadir dalam setiap babak yang berujung kepada kebahagiaan; Kerajaan Indraprasta berhasil didirikan dengan dipimpin oleh Puntadewa sebagai anak tertua.
Di pementasan ini hadir bintang tamu Indy Barends, berperan sebagai Arimbi raksasa yang seksi, yang mampu mengocok perut dengan gerak-gerik kocak dan ceplosannya yang khas. Sedikit banyak mengurangi ketegangan kami sebagai pemain wayang gadungan yang masih kurang luwes, bahkan terkadang dialog pun tersendat.
Saya juga sulit sekali menahan tawa, walaupun karakter yang saya mainkan adalah seorang ibu yang bijaksana dan tenang. Bersama rekan-rekan media lain yang berperan sebagai Pandawa, Sobri (Grid.id), Ardi (okezone.com), Pras (Antara Foto), kami berusaha menyelesaikan setiap adegan dengan optimal.
Babak banyolan antara Punakawan pun menjadi babak seru. Soalnya, tidak ada latihan khusus pada babak ini. Semua berlangsung mengalir dengan improvisasi. Putu Fajar Arcana (Kompas) sebagai Semar, Dwi Sutarjantono (Esquire) sebagai Gareng beradu dialog dengan Petruk (Teguh Kenthus Ampiranto) dan Bagong (Marsam) yang dimainkan oleh maestro dari Wayang Orang Bharata.
Babak lain pun tak kalah seru. Dewi Mambang (Deandra-Bisnis Indonesia) merayu Arjuna dengan ditemani oleh para peri (Galuh–Gohitzz.com, Naomi-Femina, Shinta-MNC, Lisvi-Jawa Pos), lalu muncul Begawan Wilawuk (Paimo-Media Indonesia) ayah dari Dewi Mambang yang kocak.
Saudara-saudara raksasa dari Arimbi walaupun seram tetap menuai tawa (Guritno-TabloidBintang.com, Syukur-ManasikNews.com, Wirasatria-Inilah.com), juga dayang-dayang kocaknya Arimbi Seblak (Titin-Tembi), Sebluk (Nonon-Wanita Indonesia). Para jin juga tampil berperang dengan gerakan menari yang cukup sulit (Puguh-Jawa Pos, Abdi-Media Indonesia).
Pertunjukan yang dibuka oleh dalang kocak Billy Gamaliel ini ditutup dengan pembacaan epilog oleh Renitasari Adrian dari Galeri Indonesia Kaya.
Usai pementasan, saya dan rekan-rekan tak hanya merasa lega tapi juga bangga bisa ikut menampilkan budaya Tanah Air. Jika ada kesempatan berikutnya, janji, deh, kami lebih luwes lagi, he he....
Foto: Image Dynamics