
Helen Simarmata adalah seorang editor dan penulis lepas. Ia positif terkena kanker 2014 lalu, tapi tekad kuat mengalahkan ketakutan-ketakutannya.
Saya menerima hasil biopsi yang menyatakan saya positif terkena kanker nasofaring stadium dua ke tiga, pada bulan April 2014. Banyak hal berseliweran di pikiran saya: Saya akan segera mati, anak saya akan kehilangan ibu, kasihan suami yang harus mengurus anak seorang diri, hancurnya perasaan orang tua saya, keluarga abang, dan kakak saya karena si bungsu meninggal lebih dulu. Saya juga langsung bertekat akan berjuang hidup. Saya langsung memikirkan tempat berobat yang akan saya tuju, ahli apa saja yang akan saya temui, dan jenis pengobatan yang akan saya jalani.
Saya hanya akan menempuh jalur pengobatan medis. Sebelum mengalami sendiri, saya tahu ada banyak pengobatan alternatif yang ditawarkan kepada pasien kanker. Ketika saya mengalaminya, banyak yang menawarkan pengobatan alternatif. Saya tidak mengatakan itu salah atau kurang efektif, tapi saya fokus pada pengobatan medis. Oleh dokter THT yang membiopsi saya, saya dirujuk ke RS Dharmais. Untuk second opinion, saya ke rumah sakit di Penang, Malaysia. Karena hasil pemeriksaannya sama, saya tetap memilih pengobatan di Jakarta.
Sebelum menjalani terapi, orang pertama yang saya datangi adalah dr. Tan Shot Yen, ahli gizi karena saya yakin pola makan saya perlu diperbaiki. Pola makan saya di-reset. Yang penting adalah membatasi asupan gula, maksudnya membatasi makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi (yang oleh tubuh diubah menjadi gula darah dalam waktu cepat). Saat ini saya diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan MSCT (CT scan) setiap enam bulan. Pemeriksaan terakhir adalah pada Juli 2016, dan dokter menyatakan kondisi saya aman dan sehat.
Berdamai dan menerima keadaan adalah sikap paling penting. Dengan menerima dan menyadari sepenuhnya kondisi itu, kita bisa memikirkan langkah selanjutnya. Beberapa kali saya menemukan penderita kanker yang berusaha mencari jawaban sebaliknya, akibatnya proses pengobatan jadi tertunda. Bagi penderita kanker, waktu adalah faktor penting. Semakin cepat melakukan pengobatan, semakin cepat pulih.