
Banyak yang bertanya-tanya bagaimana mengembangkan kemampuan menghargai pada anak, seperti mengucapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih.
Pertanyaan lain adalah bagaimana mengajarkan perilaku sederhana padanya, seperti tidak memotong percakapan, serta memberikan salam pada yang lebih tua.
Tahukah Anda bahwa mengembangkan kemampuan anak untuk menghargai adalah salah satu poin penting untuk membesarkan anak dengan keterampilan sosial dan adaptif yang tinggi?
Perlu diketahui, kemampuan ini bukan bawaan sejak lahir dan harus dipelajari anak. Karena itu, perilaku menghargai ini butuh dikembangkan melalui pengasuhan yang tepat.
Data riset menunjukkan bahwa di usia sekitar 1,5-2 tahun, anak-anak belajar untuk memanipulasi orang dewasa untuk mendapatkan keinginannya. Jadi, pusat kehidupan anak masih di seputar dirinya sendiri (egosentris). Itu sebabnya, mengembangkan kemampuan menghargai orang lain yang bisa anak pahami, merupakan salah satu tantangan menjadi orang tua cerdas masa kini.
Menghormati orang lain adalah sebuah nilai yang mencakup beberapa aspek sikap dan perilaku, yaitu toleransi, sikap dan tata krama yang baik, empati, sikap yang baik terhadap orang lain serta sikap menghargai perbedaan. Kemampuan menghargai orang lain dipelajari anak sejalan dengan waktu dan dibentuk oleh bertambahnya pengalaman anak.
Belajar menghargai orang lain juga mencakup mengajarkan anak untuk memperlakukan orang lain, sesuai dengan bagaimana ia ingin diperlakukan. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan empati dalam diri anak. Latih empati anak Anda sejak dini, salah satu caranya dengan mengajaknya merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Anak akan belajar dan menyerap lebih cepat jika diberi contoh. Ia akan melihat bagaimana Anda menghargai dan memperlakukan orang lain, seperti pasangan, anggota keluarga lain, atau bahkan si Mbak di rumah. Karena itu, selalu berikan contoh yang baik.
Praktik lain mengajarkan anak konsep menghargai adalah secara konkret mengenalkannya kepada beberapa praktik apresiasi umum, seperti mengucapkan “terima kasih,” sikap menghormati orang tua, memberi salam ketika bertemu, pamit ketika hendak pergi, dan beberapa lagi praktik keseharian yang berkait erat dengan tata krama.
Cara mudah lain untuk menguji pemahaman anak akan kemampuan menghargai orang lain adalah dengan memberinya kesempatan bersosialisasi. Dengan bersosialisasi, anak diharapkan belajar banyak melalui sejumlah pengamatan. Anak akan belajar bagaimana bersikap dengan orang di sekitar, terutama teman sebaya dengan menjadikan aksi-aksi orang di sekitar sebagai model perilaku.
Jangan lupa untuk tetap memberi apresiasi atas setiap usaha yang anak lakukan. Jika anak memiliki sikap menghargai orang lain, ia akan menjadi individu yang disukai banyak orang dan memiliki penilaian positif dari teman-teman atau orang sekitar.