
Merokok bisa merusak bagian korteks pada otak Anda. Berhenti merokok bisa membuatnya memperbaiki diri hingga pulih kembali fungsinya.
Saya yakin Anda sudah mengetahui daftar berbagai alasan untuk tidak merokok. Salah satu di antara dampak rokok bagi kesehatan Anda adalah kebiasaan merokok memengaruhi bagian otak yang krusial untuk pembelajaran secara sadar.
Februari tahun 2015, sebuah penelitian besar dirilis dan telah melibatkan beberapa ilmuwan dari University of Edinburg, Skotlandia, dan Montreal Neurological Institute di McGill University.
Para peneliti dalam proyek ini menganalisis hasil pemindaian MRI otak 500 orang yang semuanya pernah diperiksa sewaktu masih anak-anak pada tahun 1947. Mereka menemukan bahwa para perkokok memiliki korteks otak yang lebih tipis ketimbang mereka yang telah berhenti merokok.
Menurut kepala peneliti Sherif Karama, asisten professor psikiatri di McGill University, korteks berperan dalam segala hal yang memerlukan kognisi tingkat tinggi; termasuk di dalamnya adalah atensi, penalaran matematika, penalaran logis, dan kapasitas kita untuk memikirkan banyak konsep dalam satu waktu. “Pada usia tua, perokok berakhir dengan tingkat kognitif yang lebih rendah daripada bukan perokok,bahkan bila Anda memperhitungkan IQ awal,” ujarnya.
Meski demikian, kemampuan korteks ini akan kembali lagi begitu seseorang berhenti merokok, karena korteks akan mulai memperbaiki diri. Sherif pun menambahkan, “Setiap 7.000 batang rokok yang Anda isap, Anda harus berhenti merokok selama hampir setahun agar area korteks tersebut pulih.”
Tujuh ribu rokok itu kira-kira setara satu pak per hari selama setahun. Sebagai penutup yang lebih memotivasi, Sherif pun menyimpulkan, jika Anda berhenti merokok cukup lama, korteks akan kembali pada kondisi sewajarnya pada orang-orang seusia mereka.
[Baca juga: Latihan Fisik Baik untuk Meningkatkan Kemampuan Otak]