
Mengingat kembali masa ketika ia terdeteksi kanker payudara tentu bukan hal menyenangkan. Didorong oleh semangat menolong orang lainlah yang membuat Aini Sani Hutasoit mau berkisah kepada saya soal pengalamannya menjadi pejuang, dan sekarang aktif menjadi pendamping bagi para penderita kanker payudara.
"Bagi banyak orang, penyakit kanker identik dengan kematian. Kebanyakan orang yang dideteksi kanker payudara pun merasa dunia ini berhenti berputar. Pikiran jadi buntu, nggak tahu lagi mau ngapain. Saya sewaktu didagnosis penyakit ini rasanya sangat syok, padahal baru stadium awal," Aini memulai kisahnya, di suatu siang di rumahnya.
Bercermin pada pengalaman itu, ibu dari Pascal, 29, ini merasakan pentingnya pendampingan bagi orang yang terdiagnosis kanker payudara."Ya, pendampingan pasien sangat diperlukan untuk memompa semangat, untuk membantu mereka berpikirr jernih tentang langkah-langkah terapi yang harus dijalani." Aini merasakan betapa berartinya pendampingan yang ia dapatkan dari sang suami, Tanto Hutasoit, dan putra tunggalnya yang selalu menginspirasi hidupnya.
Tahun 2013, Aini (survivor enam tahun) dan teman-temannya membangun sebuah komunitas. Lovepink, yang saat ini menjadi Yayasan Daya Dara Indonesia, berawal dari sebuah komunitas orang-orang yang terkena kanker payudara. "Tahun itu jumlah anggotanya 50 orang. Tahun 2014 anggotanya sudah mencapai 300-an orang. Sekarang sudah 400 orang. Tugas kami di Lovepink adalah melakukan sosialisasi mengenai kesehatan payudara dan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Kami mengajarkan kepada masyarakat yang belum terkena kanker payudara untuk melakukan SADARI secara rutin karena usia penderita kanker payudara ini semakin hari semakin muda. Yang tercatat di RS Dharmais ada yang berusia 16 tahun, dan anggota Lovepink ada yang berusia 24 tahun. Melihat kenyataan itu, saat ini perguruan tinggi juga menjadi target kami untuk melakukan sosialisasi SADARI," ujar Aini, prihatin.
Yang dikatakan Aini memang benar. Di meja respsionis, di dalam loker, dan di dinding pusat kebugaran tempat saya olahraga saya temukan brosur tentang SADARI, dalam rangka mengedukasi masyarakat. Selain memberi edukasi, Lovepink memberikan pendampingan bagi mereka yang perlu teman saat menjalani operasi, kemo, atau radiasi. "Banyak orang takut menjalani terapi ini karena dampaknya kurang nyaman," kata Aini, yang gemar melukis. Namun disayangkan, tidak mudah mendampingi pasien. Penderita belum tentu mau melakukan pengobatan medis dengan alasan takut.
"Ada yang memilih pengobatan alternatif. Yang sering terjadi, ketika periksa baru stadium 1, setelah beberapa lama tidak smebuh dengan terapi alternatif, dia balik ke dokter dengan stadium lebih tinggi," kata penulis buku cerita anak Travis & Bogart ini. Materi kampanye yang dilakukan komunitas Love Pink pun jadi bertambah: Kanker bisa ditangani. "Dunia medis berkembang pesat. Deteksi dini kanker payudara akan memudahkan treatment, memperkecil biaya, dan peluang kesembuhan pun lebih besar," Aini menutup pembicaraan.