
Sejak Maret 2016, Najwa Shihab mendapat tugas baru sebagai Duta Baca Indonesia.
Bercermin dari pengalamannya sebagai figur publik, Najwa yang akrab dipanggil Nana ini berpendapat bahwa melibatkan aparat negara dalam mendorong minat baca masyarakat akan lebih efektif, karena ‘tangan’ negara cukup kuat dalam memberikan pengaruh. Kekuatan negara bisa memberikan impact yang sangat powerful bagi minat baca di negara kita.
Indonesia begitu luas—tantangan tersendiri untuk dapat menggerakkan sistem yang menghubungkan dari Sabang sampai Merauke. “Akan menjadi lebih mudah jika pemerintah ikut berpartisipasi. Akan mudah juga untuk melakukan pendistribusian buku, hingga kemudian minat baca meningkat. Karena dari apa yang terlihat, akses ke bendanyalah yang membuat minat itu tidak begitu tinggi,” jelas Nana.
Hal ini dibuktikan dengan obrolan ringannya bersama Presiden RI, Joko Widodo. Kala itu, Nana mengatakan, “Pak, kirim buku gratis, dong.” Tidak lama setelah itu, Jokowi menghubungi Menteri BUMN, dilanjutkan ke PT Pos, dan terjadilah penetapan sehari setiap bulan ada pengiriman buku secara gratis. Hal ini dilakukan untuk menggapai pelosok-pelosok negeri yang sulit mendapatkan akses buku-buku bagus.
Nana juga punya cerita menarik dari Padang, Sumatra Barat. Ada gerakan bernama Nagari Membaca dari Yayasan KGMI. Mereka mengadakan perpustakaan keliling ke desa-desa, dengan membagikan buku kepada 200 kepala keluarga. Buku-buku tersebut diinapkan di tiap desa selama dua minggu.
“Dan ternyata benar, belum sampai dua minggu sudah banyak permintaan buku baru,” ujar Nana, ceria. Saat ini, proyek tersebut menjadi program percontohan di provinsi-provinsi lain. Program ini memperlihatkan bahwa ketika akses yang dipermudah akan mendorong minat membaca.
Setiap kali mengunjungi sebuah daerah, Nana selalu melakukan observasi. Dari apa yang ia dapat, hal itu bisa menjadi inspirasi yang kemudian ia bagi ke daerah-daerah lain. Selain itu, Nana membuat program inisiatif sendiri bernama Pojok Baca, yaitu tempat membaca yang lokasinya di tempat-tempat umum yang biasanya ada antrean. Jadi, ketika menunggu, pilihan membacalah yang akan dilakukan oleh masyarakat yang mengantre.
Meningkatkan minat baca itu sangat penting, apalagi di era teknologi sekarang ini yang sudah melaju begitu cepat. Informasi jadi begitu mudah untuk disebarkan, sekaligus mudah juga untuk didapat. Jika minat baca tidak tinggi, akan lebih banyak masyarakat yang mudah percaya pada berita palsu atau hoax.
Hal ini dapat terjadi karena daya kritis masyarakat menurun, karena tidak biasa membaca dan mempertanyakan sesuatu. Informasi yang ada di depan mata dilahap mentah-mentah, begitu memprihatinkan.
Menurut Nana, kebiasaan membaca akan meningkatkan rasa ingin tahu yang tinggi sehingga mendorong kita untuk mencari tahu. Ini tentu berbeda dari rasa sok tahu, sehingga mudah terjadi provokasi di dalamnya. “Ketika sudah sok tahu, dirinya tidak mau terbuka terhadap informasi yang paling benar sekalipun,” ujar penyuka novel ini.
Foto: IG Raditya Bramantya
Pengarah gaya: Erin Metasari
Busana: Tangan
Rias wajah: Vivi Thalib
Tata rambut: Rolly Holmes
Lokasi: Como Park 998, Jakarta Selatan