.jpg)
Sangat bisa dipahami bila orang-orang yang pernah gagal dalam pernikahan, atau menjadi janda karena ditinggal selamanya oleh pasangan, merasa gamang bila harus memulai hubungan baru. Ada banyak pertimbangan dan trauma yang membuat mereka berpikir seribu kali sebelum melirik pria baru.
“Janda cerai (divorcée) dan janda karena ditinggal mati pasangan (widow) tentunya memiliki ‘luka’ yang berbeda. Janda cerai mungkin punya kenangan buruk dan traumatis tentang perkawinan sebelumnya, yang meninggalkan rasa marah, kecewa, atau kehilangan rasa percaya diri. Sementara janda yang ditinggal mati biasanya justru punya kenangan yang indah tentang mendiang suaminya, sehingga yang tertinggal adalah rasa kehilangan dan kerinduan panjang,” kata Ira Puspitawati, psikolog dari Universitas Gunadarma, Depok.
Banyak faktor yang bisa menghambat langkah dan hati. Entah itu kehadiran anak-anak (yang harus dipikirkan masa depannya), atau pasar jodoh yang makin menyempit karena calon pasangan yang sebaya umumnya sudah menikah. Belum lagi anggapan masyarakat soal janda yang kadang masih tidak adil (terutama bagi janda cerai).
Namun bila Anda mulai merasa kesepian dan membutuhkan pasangan hidup lagi, mengapa pula perasaan itu harus disangkal, apalagi dilawan? Apalagi bila Anda merasa telah menemukan seseorang yang tepat. “Jalani saja setiap tahap hubungan dengan santai, tanpa beban dan tanpa ngotot harus ‘jadi’. Masa-masa ngotot dan bicara dengan emosi sudah lewat. Kini saatnya kita lebih bijaksana dan lebih memakai akal sehat,” Ira menyarankan.
Yang pasti, Ira menambahkan, jangan memulai hubungan baru dengan kebohongan tentang status kejandaan Anda dan keberadaan anak-anak Anda. “Itu adalah ‘paket’ yang melekat pada diri Anda, yang harus diketahui dan dipertimbangkan matang-matang oleh calon pasangan Anda. Namun, pada akhirnya semua keputusan tetap berada di tangan Anda.”
Kalau Anda ingin sukses saat kembali berkencan, baca dulu tip di sini.