
Sosok Artika Sari Devi yang sekarang adalah produk dari berbagai pelajaran hidup yang dipetiknya selama 36 tahun usianya kini. “Dulu, jangan harap saya mau tampil dan bicara di depan umum. Mana berani…,” Cerita Tika.
Menurut Tika, ada dua titik balik yang mengubah secara ekstrem kehidupan sekaligus kepribadiannya. Yang pertama adalah saat ia terpilih sebagai Puteri Indonesia 2004, yang dilanjutkan dengan mengikuti ajang Miss Universe 2005 di Bangkok. “Dulu saya seorang mahasiswi culun yang tidak berani tampil ke depan. Saya aktif di berbagai kegiatan sosial, tapi lebih senang bekerja di belakang layar,” kata lulusan Fakultas Hukum Universitas Islam Yogyakarta ini. Ia juga tak kenal dandan dan rambutnya selalu cepak ala spike.
Di ajang Puteri Indonesia 2004, ia digojlog habishabisan, dipaksa untuk break the limit. “Saya dipaksa untuk bisa tampil dan bicara di depan orang banyak. Saya, yang selama ini selalu dilindungi orang tua, juga dipaksa untuk mandiri. Saat menjalani tugas sebagai Puteri Indonesia ke luar kota atau ke luar negeri, saya kerap pergi sendiri dan harus bisa mengatasi semua masalah yang timbul di perjalanan dan di tempat tujuan sendirian,” ujar Tika, yang berhasil masuk dalam 15 Besar di ajang Miss Universe 2005.
Sejak itu, ia mengaku tumbuh menjadi manusia baru. Yang penuh percaya diri dan tidak gampang takut menghadapi sesuatu yang baru. “Sayang, waktu itu nenek saya sudah meninggal. Kalau bisa memutar ulang waktu, saya ingin nenek bisa menyaksikan ‘The New Tika,’” katanya. Tika yang baru juga jadi senang traveling sendirian, bahkan sampai ke pelosok-pelosok pedesaan di Eropa. “Asyik, kok, bepergian sendirian. Bebas, karena saya bisa mengeksplorasi hal-hal yang saya sukai, yang mungkin tidak bisa saya lakukan kalau bepergian bersama orang lain yang minatnya belum tentu sama,” katanya, ceria.
Foto: Try Hansen