.jpg)
Anda boleh berdebat soal cerita "Star Trek Beyond," tapi pasti Anda setuju kalau sekuel reboot formula J.J Abrams ini sangat seru.
Di film ini, Kapten James T. Kirk (Chris Pine) dan tangan kanannya, Komandan Spock (Zachary Quinto), juga seluruh awak kapal Enterprise, selama hampir tiga tahun tak henti menjelajah ruang angkasa. Dan jika ruang angkasa tak berbatas, tentu saja pekerjaan mereka tak ada habisnya. Sang kapten mulai galau, melamar sebagai Wakil Laksamana sehingga bisa menetap, dan merencanakan Spock sebagai penggantinya.
Dari Yorktown, planet buatan milik Konfederasi, Kirk dan Enterprise mendapat tugas baru, namun ketika menolong kapal yang kesulitan di nebula, Enterprise malah diserang oleh Krall (Idris Elba) dan pasukan mesin lebahnya. Enterprise tercerai-berai, baik kapal maupun awaknya, yang sebagian besar diculik Krall di planet misteriusnya.
Krall mengincar mesin perang antik yang ada di Enterprise. Dan Krall ternyata punya kebiasaan ala vampir: Menyedot energi makhluk (baca: Orang) lain, hingga mereka mati.
Di planet itu Enterprise terbagi-bagi. Kirk dan Chekov (Anton Yelchin, yang wafat 19 Juni 2016. Sedih juga setiap melihatnya di layar), Bones McCoy (Karl Urban) bersama Spock (dalam segmen yang paling kocak), Uhura (Zoe Saldana), Sulu (John Cho) dan awak lainnya ditawan Krall, dan Scotty (Simon Pegg) bertemu Jaylah (sofia Boutella), yang diam-diam tinggal di kapal luar angkasa lama Franklin. Dan misi penyelamatan pun dimulai, dalam gaya old fashion (termasuk taktik ala Ben 10).
Ceritanya mungkin simpel banget, terasa sekali pengaruh Star Trek generasi lama. Bukannya spoiler, canggihnya rencana Krall nantinya berhasil dikalahkan musik rock hip-hop dari lagu "Sabotage" milik trio Beastie Boys.
Film yang disutradarai Justin Lin ini ("Fast & Furious 6") juga menampilkan Joe Taslim (dalam makeup dengan proses yang harus dilaluinya selama 4 jam!) sebagai Manas, wakil Krall. Tentunya bukan Joe namanya jika tak memamerkan keahlian bela dirinya. Joe, atau Manas, sempat bertarung tangan kosong dengan Jaylah.
Meski seru, saya lebih memilih "Star Trek Into the Darkness" urusan bobot cerita. Namun "Beyond" punya semua formula yang membuat tontonan ini asyik ditonton. Simon Pegg menulis skenario ini bersama Doug Jung, dan memasukkan unsur humor, yang sayangnya kurang banyak. Bahkan, menurut saya, porsi karakter Kirk jadi hanya tempelan, seperti di episode serial TV.
Film ini dengan halus memasukkan homage atau penghormatan khusus kepada Leonard Nimoy, pemeran asli Spock, yang wafat pada 27 Februari 2015, ketika film ini tengah dibuat. Ada pula adegan Sulu bersama putri dan pasangannya, sesama pria. Pemeran Sulu asli, George Takei, seorang gay, walau Takei sempat kurang setuju adegan ini.
Saya menonton film ini bersama Trekkie (fans Star Trek) Indonesia, dan memberikan pengalaman berbeda (di luar obral tepuk tangan, he he he). Sebelum menonton, memberikan penghormatan kepada Nimoy dan Yelchin, sambil membuat salam Vulcan (telunjuk menempel jari tengah, jari manis menempel kelingking): Live long and prosper!
Foto: Paramount Pictures