Pengantar:
Pada artikel-artikel sebelumnya, Anda sudah mendapat gambaran
tentang beberapa profesi yang bisa dijalankan sebagai pilihan karier kedua. Intinya, pilihlah pekerjaan yang bisa membahagiakan hati Anda, seperti yang dipilih wanita berikut ini.
Pada artikel-artikel sebelumnya, Anda sudah mendapat gambaran
tentang beberapa profesi yang bisa dijalankan sebagai pilihan karier kedua. Intinya, pilihlah pekerjaan yang bisa membahagiakan hati Anda, seperti yang dipilih wanita berikut ini.
Rina Poerwadi, 'Dokter Aromaterapi'
Dari account executive, ia banting stir menjadi seorang penyembuh (healer). Bahkan hingga saat ini ia merupakan satu-satunya holistic aromatherapist di Indonesia. Misinya, ingin menumbuhkan kembali bonding antara ibu dan anak di dalam keluarga.Pukul 09.30 pagi. Saya tiba 30 menit lebih cepat dari perjanjian di rumah Rina Poerwadi (46) di bilangan Jeruk Purut, Jakarta Selatan. “Silakan tunggu, Ibu baru selesai berenang,” kata seorang pria penjaga rumah. Saya duduk di ruang kerja Rina yang didominasi mebel kayu antik bergaya Jawa. Tak begitu luas, tetapi terasa nyaman dan menenangkan. Di sisi kanan, tertata rapi sederet minyak esensial di dalam lemari, dan di sisi lain, berbagaibrosur tertata di dalam boks. Sambil menunggu, saya membuka-buka buku yang tergeletak di meja. The Bible of Aromatherapy. Hm, menarik.
Baru beberapa menit membaca, seorang wanita berambut pendek dengan gaun bercorak hitam putih, membuka pintu. Dialah Rina Poerwadi.
“Hai...,“ ia menyapa ramah.
“Enak ya, Mbak, bisa bekerja di rumah,” saya membuka percakapan.
Ia tersenyum. Dua puluh tahun lalu, keinginannya untuk bisa berenang santai di pagi hari dan leluasa bercengkerama dengan keluarga saat sarapan, adalah sebuah kemewahan yang nyaris tak bisa diraihnya. Layaknya seorang wanita karier, hampir seluruh hidup Rina tersita untuk urusan kantor. Sebagai account director di sebuah biro periklanan ternama, kesibukannya memang luar biasa. Jam kerjanya tak bisa ditebak, kadang sampai tengah malam ia masih meeting dengan klien.
Namun, jalan hidupnya berubah 180 derajat, seiring terjadinya krisis moneter di tahun 1998. Pada saat yang bersamaan, suaminya, Phillip Rich — saat itu bekerja di perusahaan riset AC Nielsen — dipindah tugas ke Hong Kong. Rina yang tengah hamil muda terpaksa ‘hijrah’ dari Jakarta untuk pindah ke Hong Kong, meninggalkan karier yang sedang berada di puncak dan sudah dirintisnya selama 10 tahun. Namun, siapa sangka, justru di sinilah titik balik hidup Rina berawal.