Rasanya belum sah bila ke Roma tidak mampir ke Colosseum. Gedung amfiteater berbentuk lingkaran elips peninggalan zaman Romawi Kuno ini memang salah satu ikon Roma. Dibangun pada tahun 70 Masehi, usia bangunan ini hampir 2000 tahun. Pembangunannya dimulai oleh Kaisar Vespasian, diselesaikan oleh penerusnya, Kaisar Titus, dan dimodifikasi oleh Kaisar Domitian. Ketiga kaisar ini dikenal sebagai Dinasti Flavian dari keluarga Flavius. Sebagai sebuah gedung pertunjukan, Colosseum bisa menampung penonton hingga 80.000 orang.
Saat memasuki bangunan yang masih sangat kokoh itu –meski di abad 21 sebagian sempat rusak berat akibat akibat gempa bumi dan pencurian batu-batu dindingnya— ingatan saya langsung melayang ke film Gladiator. Di ruang bawah tanahnya terdapat ruang-ruang kecil tempat para gladiator, singa, harimau, banteng menunggu tiba waktunya bertarung sampai mati di arena. Namun, sesekali arena itu juga digunakan untuk mementaskan drama-drama mitologi klasik, bahkan sebagai tempat eksekusi mati para tahanan atau pemberontak sembari disoraki ribuan penonton. Kalau dipikir-pikir, hidup zaman itu pastilah dahsyat sekaligus mengerikan.
Di luar bangunan, tapi masih di dalam kompleks Colosseum, saya melihat sejumlah pria mengenakan kostum prajurit Romawi, lengkap dengan pedang, tameng, dan topi ketopong baja. Tapi untuk berfoto bersama mereka tentunya tidak gratis. Saya perhatikan dari jauh, kalau sedang tidak ada pengunjung yang mengajak berfoto, mereka akan minum-minum, merokok, dan tertawa keras-keras. Mamma mia, italiano!