Tidak ada ruginya
Coba simak pengalaman Mita yang bekerja sebagai Account Executive periklanan di sebuah grup media di Jakarta. Setahun setelah dia menjabat posisi itu, atasannya berhenti bekerja. Mita yang mengincar posisi itu tanpa buang-buang waktu segera menghadap ‘bos besar’. “Saya sanggup menggantikan posisi Tamara sebagai manajer iklan,” katanya. Meski ia baru setahun bekerja, Bos terkesan dengan kemantapan dan keberaniannya, dan menganggapnya sudah cukup berpengalaman untuk menjajal posisi tersebut.
Mita memang puas, tapi ada yang mengganjal di hatinya. Sebab. Ia tahu betul besar gaji atasannya. “Saya akan mengerjakan tugas saya sebaik Tamara sehingga saya pun patut mendapat penghargaan sebesar dia,” katanya menambahkan. Bos besar jadi merah muka. Betapa beraninya ‘anak kemarin’ ini menuntut gaji besar hanya beberapa menit setelah mendapat kenaikan jabatan untuk pertama kalinya! Tidak tahukah dia bahwa naik jabatan tidak menjamin bahwa pendapatannya akan sama besar dengan orang yang digantikannya?
Mita memang tidak tahu. Tapi sekalipun tahu, ia akan tetap mencoba. Pikirnya, apa ruginya? Kalau berhasil, ia akan mendapat gaji besar. Kalau tidak berhasil …? Apakah Bos akan menyepelekan atau bahkan memecatnya? Rasanya tidak mungkin. Bukankah dia membutuhkan seseorang untuk menjaga kelancaran pemasukan dari iklan?
Memang pada akhirnya Mita tidak mendapat sebanyak yang dimintanya, tapi ia mendapat kenaikan gaji lebih besar dari tawaran semula. Mita tidak rugi apa-apa, malah untung.Inilah hasil dari keberanian mengambil risiko!