Berbeda dengan penjaja buah potong di Indonesia, buah potong yang dijajakan di Shilin Night Market ditata sedemikian rupa, sehingga terlihat begitu menggoda selera. Apalagi jenisnya begitu banyak dan berwarna-warni, serta ukurannya besar-besar, mungkin karena teknik pertanian mereka sudah lebih maju. Anda bisa memilih buah yang diinginkan, kemudian dipotong-potong oleh penjualnya, dimasukan ke plastik bening, dan disantap menggunakan tusukan dari kayu sambil meneruskan perjalanan mengitari Shilin Night Market.
Saya juga mencicipi berbagai jus sayuran. Sama seperti buahnya, sayuran di Taiwan juga memiliki ukuran ekstra besar. Yang menjadi favorit saya adalah jus paria atau pare. Sebuah paria berukuran besar (panjangnya bisa mencapai 30 cm dengan diameter 10 cm) dan berwarna putih, paria diblender dan ditambahi perasan jeruk lemon. Hasilnya tidak terasa pahit, malah segar. Orang Taiwan meminum jus paria untuk menanggulangi penyakit kencing manis dan kolestrol tinggi.
Saya juga mengunjungi pasar malam yang lain, yaitu Shida Night Market. Pasar malam ini bukan hanya ramai dikunjungi wisatawan, tapi juga oleh penduduk asli Taiwan sendiri, yaitu Lu Wei. Berbagai bahan makanan mentah diletakkan secara prasmanan di depan warung-warung makan. Mulai dari daging segar dan olahannya, hingga berbagai jenis jamur dan tahu yang diproses menjadi berbagai bentuk. Belum lagi sayur mayur dalam berbagai warna yang meriah. Karena ingin mencicipi ini dan itu, tanpa sadar saya sudah mengambil tiga piring besar. Semua bahan makanan itu lantas dipotong-potong lalu direbus dalam air berbumbu hingga matang dan kemudian diaduk dengan bumbu spesial yang berwarna kecokelatan. Sepintas mirip steamboat yang berantakan, namun ketika dimakan rasanya sangat enak. Manis bumbu kecapnya terasa pas di lidah. Bisa dimakan dengan nasi atau mi, tergantung selera.
Teks & Foto: Lia Sibarani