Jenis madu
Madu umumnya dibuat oleh lebah dari nektar bunga. Nektar ini terdiri dari sukrosa, fruktosa, dan glukosa sebagai komponen utama. Nektar yang telah dikumpulkan oleh lebah, bereaksi dengan enzim hidrolase yang terdapat pada air liur lebah sehingga terjadi pemecahan zat gula, yang kemudian ‘dimatangkan’ menjadi madu.
Warna dan rasa madu tergantung pada jenis bunga yang diisap oleh lebah. Warna madu mulai dari putih, kuning keemasan, hingga cokelat gelap. Ternyata, tak semua madu berasa manis. Beberapa jenis madu memiliki rasa asin, asam, dan pahit –misalnya madu hutan di daerah Bangka-- bahkan ada pula yang beracun. Madu yang berasal dari bunga cokelat memiliki rasa seperti cokelat.
Kadar air atau kekentalan madu juga bervariasi. Madu Bangka memiliki kandungan air cukup tinggi, sedangkan madu Arab Saudi memiliki kadar air rendah. Madu yang mengandung glukosa lebih tinggi daripada fruktosa, seperti madu kaliandra, lebih cepat mengkristal.
Madu juga tak hanya terbentuk dari nektar bunga. Ada pula madu yang berasal dari cairan di dalam daun, cabang, atau batang pohon. Jenis ini disebut madu ekstra flora. Jenis lain adalah madu embun (honey dew), berasal dari cairan yang diproduksi oleh kutu bunga atau kutu pohon.
(bersambung ke Di Balik Manis Madu [2])